Berpura-pura Orgasme

By nova.id, Selasa, 13 Desember 2011 | 23:45 WIB
Berpura pura Orgasme (nova.id)

Penelitian menyebutkan 60 persen wanita mengaku pernah berpura-pura orgasme dengan berbagai alasan.

Bisa jadi, pura-pura orgasme diakibatkan tubuh Anda belum siap menerima rangsangan dari pasangan sehingga responnya masih lambat. Ibarat kendaraan, jika belum siap dan belum cukup "panas" maka jalannya pun akan tersendat. Rangsangan memang sulit begitu saja timbul sesaat setelah Anda memutuskan akan melakukan hubungan intim. Perlu pemanasan (foreplay) sebelum Anda "injak gas" dan memacu kecepatan libido hingga melesat pesat.

Sejatinya wanita memang membutuhkan waktu lebih banyak daripada pria dalam hal memunculkan nafsu seksual. Maka dibutuhkan kesabaran sebelum Anda berdua beranjak ke tahap penetrasi. Pasalnya, penetrasi yang dilakukan sebelum wanita siap akan menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan saat melakukan hubungan seksual. Itulah yang perlu dicegah agar tidak menimbulkan trauma di masa yang akan datang. Kuncinya adalah menciptakan kesiapan dan memelihara kenyamanan satu sama lain.

Aktivitas ranjang Anda dan pasangan dilakukan untuk meraih kenikmatan bersama, kan? Masing-masing juga harus memerhatikan suasana hati pasangan sebelum meminta, karena hubungan intim dilakukan salah satunya untuk menjaga keharmonisan, bukan atas dasar keterpaksaan.

Selaraskan Aktivitas Seksual

Berpura-pura orgasme sebenarnya tidak perlu jika hubungan Anda dan pasangan berada pada wilayah yang aman dan nyaman. Komunikasi yang terjalin dapat menciptakan kejujuran Anda pada diri sendiri juga pada pasangan sehingga berpura-pura orgasme dapat dihindari, bahkan ditemui alasan dan jalan keluarnya.

Sekali atau dua kali, kepura-puraan mungkin masih bisa dimaklumi. Lain halnya jika aksi berpura-pura telah menjadi kebiasaan dan terjadi berulang kali, sampai-sampai Anda lupa kapan saat terakhir mencapai orgasme bersama suami. Hal tersebut bisa jadi sebagai indikasi ketidaksinkronan aktivitas seksual antara Anda dan pasangan. Selain membohongi diri, aktivitas ranjang pun akan menjadi beban yang ingin segera Anda tuntaskan.

Jelas, kan, betapa pura-pura orgasme bukan perkara yang bisa dibiarkan terpendam tanpa jalan keluar? Ingat, kenikmatan bercinta merupakan hal yang harus kita jaga dan upayakan demi menjaga biduk rumah tangga. Komunikasikan dengan cara yang tepat, sebagai contoh dengan memberi petunjuk mengenai apa yang bisa "bekerja" untuk Anda dan mana yang tidak. Lakukan proses pencapaian kenikmatan bersama-sama, agar kepura-puraan tidak terjadi. Pada kenyataannya, pria pun membutuhkan petunjuk-petunjuk atas apa yang Anda inginkan, lho!

Coba bimbing tangannya menuju tempat paling sensitif yang Anda inginkan untuk disentuh, lalu beritahu gerakan seperti apa yang dapat membuat birahi menyala. Apalagi pada setiap hubungan seksual, kedua belah pihak memiliki hak untuk mencapai kepuasan. Sehingga aktivitas ranjang Anda dan pasangan bukan sekadar kewajiban yang harus dipenuhi, melainkan kegiatan yang selalu bisa dinikmati.

Annelis Brilian