Di antara persiapan dana pendidikan, dana rumah, dan dana pensiun, kita sering melupakan dana liburan. Padahal liburan adalah aktivitas yang menyenangkan. Kita bisa melepaskan diri dari rutinitas, bersantai bersama keluarga, atau menikmati me time dalam suasana baru. Malah dalam penelitian yang dirilis oleh Applied Research in Quality of Life, merencanakan liburan saja terbukti bisa melepaskan ketegangan. Setelah berlibur, tingkat kebahagiaannya pun dapat bertahan hingga delapan minggu.
Sayangnya, dana seringkali menjadi hambatan. "Jangan sampai pulang liburan malah pusing dengan tagihan," ujar Tejasari, CFP®, Independent Financial Planner dari Tatadana Consulting yang berkunjung ke Tabloid NOVA, Senin (5/12).
Patuhi Budget
Menurut Teja, liburan ibarat hadiah setelah Anda menyiapkan dana pensiun, dana pendidikan, dan dana rumah. Persiapannya pun harus matang. Dari mulai biaya tiket perjalanan, hotel, akomodasi, konsumsi, hingga oleh-oleh. Pesan Teja, anggarkan dan patuhi budget. Plus, gunakan kartu kredit hanya untuk membeli tiket dan mem-booking hotel. "Pastikan dibayar lunas ketika tagihan datang," tegas Teja.
Saat liburan, jangan mudah tergoda membeli barang atau mengeluarkan uang melebihi anggaran. "Biasanya semua barang terlihat lucu di tempat liburan, sesampainya di rumah malah enggak lucu dan tidak terpakai," ucap Teja yang disambut gelak tawa Redaksi Tabloid NOVA.
Ke Luar Negeri
Jika memang liburan akan dilakukan dalam jangka waktu setahun, Anda bisa menabung secara rutin hingga target terpenuhi. Lain lagi kalau targetnya lebih lama seperti berlibur ke Italia dalam waktu lima tahun. "Sebenarnya bisa dengan menabung, tapi dana yang harus disisihkan per bulan lebih besar. Lebih bagus jika Anda juga berinvestasi. Misalnya reksadana atau emas," ucap perempuan yang berkecimpung di dunia perencanaan keuangan sejak 2005 ini.
Teja lantas mencontohkan untuk mencapai target Rp 20 juta dalam waktu lima tahun, Anda bisa berinvestasi setiap bulan di reksadana campuran. Dengan target keuntungan sebesar 15-20 persen, Anda cukup menyetor uang sekitar Rp. 250 ribu per bulan.
Membeli reksadana tak sulit, lho. Menurut Teja, saat ini Anda bisa membeli produk reksadana di beberapa bank. Agar tak rugi, Anda harus memilih bank yang kredibel, pilih produk reksadana berdasarkan dana kelolaannya (AUM/asset under management) dan sudah ada lebih dari tiga tahun, plus perhatikan return (keuntungan) yang didapat. "Jika nilai reksadana Anda turun, jangan panik lalu mencairkannya," pungkas Teja. Mari rencanakan liburan sekarang juga!
Astrid Isnawati