Meningitis: Dampak di Masa Depan

By nova.id, Rabu, 20 Februari 2013 | 05:48 WIB
Meningitis Dampak di Masa Depan (nova.id)

Dampak atau efek meningitis pada tiap orang berbeda, dari ringan hingga yang paling serius, yakni melumpuh atau mematikan. Semua itu tergantung dari jenis virus, bakteri, dan jamur penyebab meningitis.    Berikut ini beberapa dampak meningitis pada orang dewasa dan anak-anak.  

 Cidera Otak 

Baik meningitis dan septicaemia (keracunan darah) dapat menyebabkan Acquired Brain Injury (ABI) atau cidera otak yang diakuisisi, yakni cedera otak yang terjadi setelah lahir.  Kerusakan otak yang parah pada meningitis sebenarnya tidak umum dan biasanya baru diketahui setelah beberapa hari. Komplikasi dari kerusakan otak ini adalah epilepsi dan cerebral palsy.  Otak memerlukan lebih dari 20 tahun untuk berkembang. Jadi, bisa dibayangkan jika seseorang anak atau orang dewasa terkena ABI, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk memulihkan otaknya.  

 Masalah Perilaku

Kesulitan belajar dan masalah perilaku sering terjadi setelah meningitis, terutama pada bayi dan anak-anak. Seringkali perubahan agresi dan kepribadian dikaitkan dengan ABI.  Ada juga masalah-masalah yang lebih halus, seperti, iritabilitas, kesulitan berkonsentrasi, kecanggungan, amarah, dan gangguan tidur. Kadang sulit bagi keluarga memastikan apakah masalah ini disebabkan oleh meningitis.   Inilah kemudian mengapa keluarga sulit memberikan dukungan dan bantuan yang tepat.

Gangguan Pendengaran 

Gangguan pendengaran adalah dampak yang paling umum dirasakan penderita meningitis. Kesulitan dapat berkisar dari gangguan pendengaran ringan hingga tuli mendalam di satu atau kedua telinga.   Kerusakan pada telinga bagian dalam juga bisa mengakibatkan masalah keseimbangan dan tinnitus (telinga berdenging).  Jadi, penting penderita meningitis untuk melakukan tes pendengaran selama proses pemulihan. Semua hasil tes bisa berbeda, karenanya lakukanlah tes ini beberapa kali.   Gangguan Penglihatan 

Meningitis dapat merusak saraf yang bertanggung jawab untuk penglihatan (saraf optik). Ini bisa mengakibatkan hilangnya sebagian penglihatan atau kebutaan pada satu atau kedua mata.   Banyak orang mengalami kesulitan penglihatan akibat saraf optiknya bengkak, bahkan seringkali hal ini meningkat dari waktu ke waktu. Lakukanlah tes penglihatan untuk perawatan lebih lanjut.  

Perubahan Emosi

Pengalaman traumatis ini bisa menimbulkan dampak emosional yang besar pada penderita dan keluarga, bahkan ketika proses pemulihan fisik berlangsung.  Kesulitan emosional bervariasi tergantung pada usia. Misalnya anak-anak, sering mengalami mimpi buruk, mengompol, ngedumel, atau mudah marah. Pada remaja, mereka bisa depresi dan sulit mengekspresikan emosi mereka.   Sedang pada anak-anak dan orang dewasa, mungkin mengalami kecemasan dan depresi, kurangnya harga diri dan kepercayaan diri, dan masalah perilaku seperti agresi dan perubahan suasana hati.

Gagal Organ 

Ketika bakteri meningokokus menyerang tubuh, mereka berkembang biak dalam aliran darah dan melepaskan racun sehingga menyebabkan septicaemia.

Racun ini merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran oksigen ke organ utama, termasuk kulit dan jaringan yang mendasarinya. Ini dapat menyebabkan kerusakan kulit dan jaringan, kegagalan organ, dan kehilangan anggota tubuh.Septicaemia juga sering menyebabkan jaringan parut pada tubuh dan dapat bersifat permanen. Kulit cangkokan dan bedah plastik dapat memperbaiki penampilan dan mengembalikan fungsi daerah terluka.

Pada kasus yang parah (ketika jaringan mati), jari, jari kaki, dan anggota badan kadang perlu diamputasi. Orang yang mengalami komplikasi akibat septicaemia harus sering mengunjungi rumah sakit dan melakukan banyak operasi. Rehabilitasi dan pemulihan juga bisa berlangsung hingga bertahun-tahun.   Apapun dampak yang dirasakan penderita, sangat penting bagi keluarga untuk menangani masalah ini dan mendampingi mereka dengan lebih sabar. Mereka sangat  membutuhkan dukungan Anda untuk bisa melewati masa-masa buruk ini.  Ester Sondang