Setiap hari, Nurhadi dan Afrizal menyiapkan 1.500 paket makanan untuk para pengungsi. Bukan perkara mudah tentunya memasak untuk ribuan orang. Namun dengan jam terbang mereka bersama ACT di berbagai medan bencana, hal itu tidak menjadi kesulitan yang berarti.
Bergabung dengan ACT sejak tahun 2007, duet ini terkenal kompak. Tak heran ACT selalu mempercayainya menjadi leader Tim dapur umum dimanapun. Bersama tujuh rekan lainnya, mereka didatangkan langsung dari Bogor untuk melayani pengungsi dengan menu-menu kreasi mereka di Dapur Umum ACT.
Jika pada umumnya seorang ketua juru masak di sebuah dapur menyandang jabatan sebagai Chef, di Dapur Umum ACT di Kediri ini Nurhadi didaulat sebagai Danpur alias Komandan Dapur.
Minggu (16/2) Nurhadi meracik menu khusus untuk anak-anak pengungsi erupsi Gunung Kelud berupa capcay kuah, nasi uduk, dan ayam opor. Menu ini berhasil mengubah menu harian yang membawa kejenuhan bagi para pengungsi.
"Anak-anak ini komunitas paling rentan terkena penyakit di pengungsian. Tim dapur umum tak ingin mereka jatuh sakit. Kami ingin meningkatkan gizi anak-anak agar tetap sehat dengan menu makanan yang istimewa," tutur Nurhadi.
Keceriaan pengungsi ternyata memberi efek positif bagi para relawan, "Keceriaan mereka menyantap hidangan yang kami sajikan mendorong kami berkreasi di tengah keterbatasan. Kami ingin selalu bisa menyuguhkan menu kejutan untuk para pengungsi," ujarnya.
Edwin