udah pernah singgah ke Masjid Al-Irsyad di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Jawa Barat? Pasti Anda terkesan dengan desain berbeda yang diterapkan masjid Al Irsyad rancangan Ridwan Kamil ini. Jika bangunan masjid umumnya memiliki kubah sebagai salah satu ciri khas masjid, maka tidak dengan masjid yang menyabet penghargaan The Best 5 World Building of The Year 2011 untuk kategori Bangunan Religi, Archdaily & Green Leadership Award tahun 2011 dari BCI Asia.
Menempati tanah lebih dari 1.000 m2, Masjid Al-Irsyad dirancang PT. Urbane Indonesia yang didirikan Ridwan Kamil, Reza Nurtjahja, Achmad D. Tardiyana, dan Irvan P. Darwis. Diilhami dari bentuk Kabah yang sederhana, masjid rancangan Ridwan Kamil ini pun tampil dengan bentuk sederhana namun menyiratkan banyak makna .
“Tidak adanya kubah untuk menghilangkan stereotip bahwa masjid itu harus berkubah,” jelas Reza Nurtjahja, Project Director Urbane Indonesia. “Ketika beribadah di sebuah masjid akan terasa suasana atau pengalaman berbeda dari setiap masjid. Salah satunya di masjid ini yang memiliki suasana terbuka, dan menerapkan prinsip green building.”
Bahan utama menggunakan beton Cisangkan yang didesain dan diproduksi khusus untuk masjid ini. “Lubang-lubang yang ada di tembok masjid sengaja dibuat agar udara di dalam masjid mengalir alami. Dan udara segar mengalir dari dalam ke luar. Ibaratnya sebagai ventilasi udara.”
Namun, lubang tersebut bukan sekadar lubang biasa karena terdapat tulisan kaligrafi dua kalimat syahadat. “Begitu juga lampu di dalam masjid, terdiri dari 99 lampu yang bertuliskan Asmaul Husna,” papar Reza sambil mengatakan masjid Al Irsyad ini bisa menampung kurang lebih 1.500 jamaah.
Di bagian imam atau mimbar, dikelilingi air dan terdapat bola logam bertuliskan Allah. “Saat memandang ke depan orang akan melihat pemandangan sebuah gunung. Biasanya, kan, imam berada di ruangan tertutup, namun kali ini terdapat di ruangan terbuka dengan pemandangan alami. Tujuannya, agar saat salat lebih khusyuk dan ada suasana lain yang dirasakan.”
Reza mengaku klien memberikan kebebasan dalam mendesain masjid ini. Tapi tetap terlihat sebagai satu kesatuan dengan Perumahan Kota Baru Parahyangan. “Masjid ini terlihat natural karena penggunaan material berwarna abu-abu,” kata Reza yang menghabiskan waktu selama setahun, mulai dari 2009, untuk membangun masjid ini. “Tidak ada lantai lain atau mezanin, hanya ada satu ruangan yang dibiarkan terbuka.”
Banyaknya ventilasi alami membuat bangunan masjid tidak membutuhkan pendingin ruangan. Dari dalam orang bisa menikmati suasana di luar. Rumput hijau di sekeliling masjid Al Irsyad menambah segar suasana. Ibadah pun semakin terasa syahdu dan khusyuk.
Noverita K. Waldan Lokasi: Masjid Al-Irsyad Kota Baru Parahyangan, Foto: M. Ridwan Kamil, fernando gomulya (Dok. PT Urbane Indonesia).