Seringkali kita tertidur dan lupa mematikan alat elektronik seperti charger ponsel atau televisi. Padahal sekecil apa pun konsumsi listrik di rumah, tetap saja menghasilkan emisi karbon (CO2) yang memengaruhi suhu. Dalam jangka pendek, semakin banyak barang elektronik yang digunakan akan menghasilkan banyak karbon sehingga udah makin panas. Dan, dalam jangka panjang, karbon juga berpengaruh kepada pemanasan global. Fakta-fakta ini diungkapkan oleh Sari Tobing, Environment Assistant Manager Yayasan Unilever Indonesia dalam Media Gathering "Perfect Home" di Bintaro Jaya. Pada kesempatan yang sama, Sari juga mengungkapkan data hasil riset Institute for Essential Service Reform (IESR) mengenai jumlah karbon yang dikeluarkan dalam aktivitas di rumah. Meski tidak 100 persen akurat, namun setidaknya Anda kini dapat membayangkan berapa banyak karbon yang dihasilkan di rumah setiap hari.
- 1 jam menggunakan smartphone, Anda telah memproduksi 5,35 gram CO2.
- 1 jam penggunaan televisi bisa menghasilkan 111 gram CO2. Jika Anda tidak mematikannya selama tidur, 666 gram CO2 diproduksi sia-sia.
- 1 jam menggunakan AC, berarti Anda telah berkontribusi menghasilkan karbon sebanyak 668 gram CO2.
- 1 jam menggunakan hair dryer akan menghasilkan 891 gram CO2 sementara hair iron/straightener (catok rambut) hanya menghasilkan 178 gram CO2.
- 1 botol air kemasan menghasilkan 842 gram CO2! Angka ini lebih banyak daripada karbon yang dihasilkan ketika Anda memnonton televisi selama delapan jam.
Jadi, agar karbon tidak terproduksi sia-sia, kita harus mengubah perilaku agar lebih cermat memilih barang serta mulai membiasakan perilaku yang ramah lingkungan. "Sering orang berpendapat, kalau saya berubah sendiri, tidak akan ada dampak yang signifikan. Hal ini yang biasanya menunda niat seseorang lebih peduli pada produksi karbon. Padahal, yang sedikit lama-lama bisa menjadi bukit, bukan?" pungkas Sari.
Annelis Brilian