Ketika terkena demam berdarah, biasanya kita fokus untuk meningkatkan trombosit pasien dengan memberi makanan atau minuman yang dapat meningkatkan trombosit. Padahal menurut dr. Fransisca Handy, SpA., IBCLC., dokter spesialis anak dari RS Puri Indah, kunci kesembuhan demam berdarah bukanlah dari trombosit.
"Sebenarnya, bukan trombosit yang menjadi perhatian utama saat demam berdarah, melainkan kadar hemoglobin dan kematokrit yang menjadi penentu," ujarnya pada acara kerja bakti yang diadakan oleh Johnson Home Hygiene Products Indonesia di SD Islam Pondok Duta Depok.
Pasalnya, trombosit yang rendah merupakan gejala yang banyak ditemukan pada penyakit-penyakit yang disebabkan infeksi. Sementara untuk demam berdarah, terjadi pengentalan darah yang menyebabkan keluarnya banyak cairan. Ketika cairan banyak yang telah keluar, lantas pembuluh darah akan mengalami radang yang membuatnya menjadi melebar dan sewaktu-waktu bisa menyebabkan kebocoran hingga menyebabkan kolaps.
Fransisca menyebutkan, hal utama yang harus dilakukan ketika terserang demam berdarah adalah menambahkan cairan untuk menggantikan yang bocor.
Demam berdarah, tambah Fransisca, memiliki spektrum klinis dari yang ringan hingga berat. Demam berdarah ringan biasanya mengakibatkan demam tinggi selama dua hingga tujuh hari disertai sakit pada kepala, mata, dan otot tulang. Sementara pada kasus yang lebih berat, dapat membuat pasien kejang-kejang, perdarahan saluran cerna, hingga mengakibatkan tinja kehitaman.
Lalu bagaimana jika pasien sudah mengalami demam berdarah berat? "Jika sudah masuk yang berat, sebetulnya tidak banyak yang bisa diperbuat. Kita akan atasi gejala dan penyakitnya, tapi virusnya itu, kan, tidak ada obatnya," tambah Fransisca. Oleh karena itu, pencegahan menjadi jalan terbaik untuk menghindari demam berdarah. Caranya, biasakan diri memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Annelis Brilian