Menyelamatkan Diri Dari Mantan

By nova.id, Sabtu, 9 Oktober 2010 | 17:03 WIB
Menyelamatkan Diri Dari Mantan (nova.id)

Menyelamatkan Diri Dari Mantan (nova.id)

""

Hati pun berdesir, jantung berdegup kencang. Segalam macam perasaan muncul. Ya, malas, kesal, takut, tapi juga penasaran. Nah, ikuti teknik berikut dan dijamin anda akan pergi meninggalkannya dengan percaya diri.

1. Jangan menghindar

Jangan menghindar. Lupakan masa lalu. Inilah saatnya bagi Anda untuk mengatasi rasa takut. Wajar saja bagi Anda untuk merasa gelisah. Tapi ingat, pertemuan tidak berlangsung selamanya dan ketika meninggalkannya, Anda sadar telah berhasil menguasai diri sendiri. Jelas, hal itu telah menambah rasa percaya diri Anda.

2. Topik pembicaraan

Walaupun Anda putus hubungan dengan cara yang tidak enak, sekarang bukan saatnya untuk memperbaiki masa lalu. Pusatkan topik pembicaraan pada kejadian masa kini. Tidak perlu bertanya secara rinci. Semakin samar topik pembicaraan, semakin baik bagi Anda untuk pergi tanpa "pesan dan kesan". Sebaiknya hindari pembicaraan yang menyangkut kehidupan percintaan Anda ataupun dia.

3. Jangan didramatisir

Bila mantan pacar memaksa untuk mencari tahu apa yang salah, tolak untuk membahasnya. Anda berdua punya andil atas putusnya hubungan, mintalah maaf untuk kesalahan yang Anda buat, dan tetap pusatkan perhatian Anda untuk lepas dari hubungan tersebut. Jangan sampai terjadi di depan umum. Bukan saja karena hal tersebut memalukan, tapi peristiwa seperti itu juga dapat membangkitkan kenangan lama dan bisa membuat Anda terbawa perasaan. Tujuannya adalah untuk menjaga harga diri Anda. Mendramatisir keadaan membuat perasaan lega untuk sesaat, tetapi sesudahnya akan membuat Anda tersiksa.

4. Tidak perlu basa basi

Bertemu dan mengobrol dengan mantan pacar, walaupun putusnya dengan baik-baik, tetap perlu membatasi pembicaraan. Semakin lama Anda mengobrol, semakin besar kemungkinan untuk berhubungan dekat kembali atau bahkan untuk bertengkar.

5. Jauhkan dari pikiran untuk berhubungan kembali

Nah, Anda sudah berhasil lalu pergi dengan penuh percaya diri. Lalu, apa yang Anda lakukan sekarang? Jangan pikirkan kata-kata yang diucapkannya semisal, "Sampai ketemu lagi!" atau "Nanti kita kontak-kontakan, ya" dan lalu Anda bertanya pada diri sendiri, "Apa, ya, maksudnya dia berkata demikian?" Sebaliknya, puji diri Anda karena dapat bersikap dewasa. Mungkin lebih baik Anda memikirkan merayakan putusnya hubungan Anda dengan dia di sebuah kafe bersama teman-teman untuk sekadar minum dan cuci mata. Anda tidak pernah tahu, bakalan ketemu siapa di kafe? Siapa tahu Anda dapat pengganti yang lebih baik!

Aline