Gemar Makan Es Batu

By nova.id, Senin, 17 Januari 2011 | 17:01 WIB
Gemar Makan Es Batu (nova.id)

Sering, kan, anak usia ini terlihat asyik menikmati es batu? Jangan anggap sepele, lo. Selain menyebabkan gigi rusak, kebiasaan ini ada kaitannya dengan kebutuhan oral yang tak terpuaskan atau malah terlalu terpuaskan.

"Es batu bisa menyebabkan temperatur suhu di rongga mulut menurun secara mendadak," terang Prof. DR. Ismu Suharsono Suwelo, Drg. SpKGA. Akibatnya, seluruh jaringan gigi akan rusak, misal, email gigi menipis. Padahal kita tahu, email adalah lapisan pelindung gigi. "Jika email gigi menipis atau rusak, maka gigi tersebut mudah berlubang." Nah, bila si kecil sering mengeluh ngilu pada giginya, itu pertanda email giginya sudah menipis atau malah sudah "pergi" dari tempatnya.

Selain itu, bila si kecil makan es batunya dikunyah atau digigit-gigit, "menyebabkan giginya cepat aus atau susut karena tergesek-gesek," lanjut Ismu. Lebih parah lagi, giginya bisa patah, lo. Memang, sih, gigi tersebut akhirnya tanggal dan digantikan gigi baru yang sempurna. "Namun sensitivitas gigi jadi berkurang hingga lama kelamaan bisa berlubang juga."

Tak hanya itu, es batu pun dapat membuat kulit terbakar. Coba saja letakkan sepotong es batu di kulit kita untuk beberapa saat, lalu angkat dan lihatlah, "akan tampak warna kehitam-hitaman pada kulit. Nah, bayangkan kalau es batu dimakan oleh anak," bilang ahli gigi anak dari Fakultas Kedokteran Gigi UI ini.

Namun begitu, Ibu-Bapak tak usah terlalu khawatir karena dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan makan es batu hanya itu saja, kok. "Gusi dan dinding-dinding rongga mulut tetap terjaga dari perusakan." Soalnya, gusi dan dinding-dinding rongga mulut terlindungi air liur. Tak demikian halnya dengan gigi hingga mudah terserang oleh "keganasan" es batu.

Ibu-Bapak juga tak perlu cemas si kecil akan sakit semisal batuk lantaran sering makan es batu ataupun mengkonsumsi makanan/minuman dingin. "Asalkan sewaktu makan es batu, anak dalam kondisi tubuh sehat atau fit." Kalau tidak, ya, pasti sakit. Atau, bila si kecil alergi terhadap dingin, juga bisa membuatnya batuk dengan makan es batu.

KEBUTUHAN ORAL

Kendati demikian, kebiasaan makan es batu tetap tak boleh dianggap sepele. Pasalnya, kebiasaan ini didorong oleh kebutuhan di daerah oral dimana kebutuhan tersebut seharusnya berlangsung pada masa bayi atau usia 0-1 tahun.

"Jika kebutuhan oralnya pada usia 0 sampai 1 tahun tak terpenuhi, maka di usia selanjutnya anak akan kembali ingin memenuhi kebutuhan tersebut," terang Dra. Surastuti Nurdadi, M.Si. Sebaliknya, bila kebutuhan oral di masa bayi terlalu terpuaskan, akan jadi suatu kebutuhan buat anak. Jadi, anak akan kecanduan terhadap kebutuhan oralnya ini hingga ia selalu ingin memuaskannya.

Nah, untuk memenuhi kebutuhan oralnya, anak akan melakukan apa saja asalkan ia bisa merasa puas. Makan es batu, entah dengan cara dikunyah atau diemut, hanya salah satu cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Cara lain, misal, mengisap jari. Pokoknya, yang penting ia dapat memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya agar bisa memenuhi kebutuhan oralnya," tandas Tuti, sapaan akrab psikolog dari Fakultas Psikologi UI ini.

Tentunya kalau sudah kecanduan, anak akan merasa ada sesuatu yang hilang dari dirinya bila ia menghentikan kebiasaannya itu. "Malah, bukan tak mungkin kebiasaannya ini akan terbawa sampai dewasa, lo." Semisal orang yang merokok, menurut Tuti, mungkin disebabkan ia telah kecanduan terhadap kebutuhan oral atau kurang terpenuhi kebutuhan oralnya.

TAK BOLEH DIBIARKAN