ANAK PEMALU PUN BISA IKUT KARNAVAL
Kendati karnaval banyak manfaatnya, namun Puji tak menganjurkan anak ikut karnaval apabila dirinya belum siap. "Kalau ia masih malu-malu, tak berani tampil di depan orang banyak, masih suka menggelendot di balik badan ibunya, ya, tentunya akan susah ikut karnaval, dong. Jangan-jangan ia malah menangis kala harus berbaris sendiri bersama teman-temannya dan ibunya hanya menyaksikan dari pinggir barisan."
Tak demikian halnya dengan anak yang sosialisasinya bagus, berani menghadapi orang dan tampil sendiri tanpa orang tua, serta sering ikut kegiatan "sekolah", "biasanya akan merasa exciting sekali ikut karnaval karena ia sudah terbiasa dalam lingkungan luas, tak hanya lingkungan rumah dan 'sekolah'nya saja."
Bukan berarti anak pemalu tak boleh ikut karnaval, lo. "Yang penting, orang tua harus lebih dulu menyiapkan mentalnya agar ia berani ikut karnaval." Anak juga harus diyakinkan bahwa orang tuanya akan ada di samping barisan, tak jauh dari barisannya sehingga ia tak merasa takut sendirian atau pisah sama orang tuanya.
"Guru si anak tentunya juga perlu terus-menerus membangkitkan rasa percaya diri anak." Misal, "Aduh, pintarnya anak-anak Ibu Guru, bisa berbaris sendiri. Mama dan Papa biar di sana saja, ya, supaya dapat menonton dan memotret kalian. Kalau ikut berbaris di sini, nanti siapa, dong, yang akan menonton dan memotret kalian."