Hati-hati Hipertensi! (2)

By nova.id, Kamis, 24 Maret 2011 | 17:10 WIB
Hati hati Hipertensi! 2 (nova.id)

Bahaya Preeklampsia

Bagaimana dengan wanita yang tengah hamil? Wanita yang memiliki bakat hipertensi (hipertensi primer/genetik), tekanan darahnya biasanya akan naik pada masa hamil. Makin sering hamil, hipertensinya akan makin berat. "Oleh karenanya, dokter biasanya akan menganjurkan untuk stop hamil, karena bisa membahayakan Si Ibu," jelas Muthalib.

Yang ditakutkan pada wanita hamil dengan hipertensi adalah terjadi solusio placenta atau ari-ari lepas sebelum waktunya. Jika ari-ari lepas, maka janin tidak akan memperoleh suplai makanan. Makanya, tekanan darah harus dijaga dengan baik. Obat-obatan hipertensi pada wanita hamil juga harus terpilih, tidak semua obat hipertensi boleh bagi wanita hamil.

Selain ari-ari lepas, risiko lain adalah janin meninggal di dalam rahim. Ini bisa terjadi karena tekanan darah ibu terlalu tinggi, sehingga tubuh justru melakukan overprotektif. Akibatnya suplai ke janin malah jadi jelek. Seperti pada penderita kencing manis yang hamil. "Oleh karenanya, wanita hamil dengan gula atau hipertensi membutuhkan penanganan khusus," lanjut Muthalib. 

Oleh karena itu, pada pemeriksaan sejak awal kehamilan, tekanan darah ibu hamil harus selalu dicek. Jika tekanan darah cenderung terus naik, biasanya ibu hamil akan dirujuk ke dokter jantung atau dokter penyakit dalam supaya hipertensinya ditangani.

Yang juga perlu diwaspadai pada saat wanita hamil adalah preeklampsia. Penyakit yang belum diketahui penyebabnya ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine. Wanita hamil dengan preeklampsia juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan. Umumnya, preeklampsia muncul pada pertengahan umur kehamilan, meskipun ada juga yang ditemukan pada awal masa kehamilan.

Biasanya, kehamilan kedua dan berikutnya lebih kompleks, sehingga lebih sulit diatasi. Kadang-kadang fungsi ginjal sudah menurun, sehingga diperlukan cuci darah. "Makanya, setelah preeklampsia yang pertama, dokter biasanya akan menyarankan menunda kehamilan atau bahkan menyetop, karena termasuk kehamilan yang berisiko tinggi"

 Hasto