Apakah Anda pernah menyadari bahwa pakaian yang Anda pakai bisa merusak lingkungan? Bahan pakaian, baik itu polyester, nilon, atau katun, dipastikan membawa dampak kerusakan pada lingkungan. Begitu banyak pihak yang terlibat dan energi yang dikonsumsi dalam pembuatannya. Belum lagi bahan kimia yang dipakai sangat bisa merusak alam.
Berdasarkan pemahaman itu, para desainer dan label pakaian mulai membuat produk eco-fashion Untuk info, eco-fashion adalah konsep yang mengacu pada semua produk fashion yang diciptakan untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan lebih seimbang. Kategori eco-fashion bermacam-macam diantaranya adalah :
Vegan
Produk yang tidak memakai kulit atau bulu binatang. Salah satu contoh desainer yang mendukung gerakan vegan fashion adalah Stella McCartney (anak dari salah satu musisi The Beatles, Paul McCartney).
Organik
Produk yang diolah tanpa pestisida atau bahan kimia berbahaya bagi alam. Salah satu pionirnya adalah Lina Loudermilk yang membuat busana dari tanaman eksotis seperti bambu, kedelai, dan sasawashi (tumbuhan Jepang).
Fair Trade
Produk yang diproduksi dengan memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya. Produk fair trade tidak mempekerjakan buruh anak dan memperlakukan pekerjanya dengan adil; baik dari segi gaji maupun hak. Banyak label fashion yang mendukung gerakan fair trade, seperti Ecoist yang memberlakukan sistem yang adil bagi pekerja di Meksiko dan Peru.
Recycle
Produk yang dibuat dari sampah atau benda tak terpakai. Busana recycle biasanya muncul dalam bentuk couture (teknik jahit tingkat tinggi) sehingga tidak bisa dipakai sehari-hari. Namun belakangan semakin banyak label internasional membuat busana recycle yang berdaya pakai. Yang terbaru adalah Nike yang membuat seragam (jersey) pemain bola dari botol plastik. Botol-botol tersebut diambil dari pembuangan sampah di Jepang dan Taiwan, kemudian dilelehkan lalu diubah menjadi benang dan akhirnya dibuat menjadi tekstil.
Vintage
Produk fashion lama atau bekas yang diolah kembali menjadi produk baru. Konsep vintage adalah konsep yang paling ramah lingkungan, karena tidak membutuhkan proses pembuatan tekstil lagi. Di Indonesia, konsep vintage diadopsi Ane Avantie lewat label Batiken- Lawasan Ready to Wear. Label ini mengolah batik lawasan alias batik bekas menjadi busana baru yang sangat menarik.
Franka