9 Cara Ampuh Hadapi Balita

By nova.id, Sabtu, 19 Juni 2010 | 17:09 WIB
9 Cara Ampuh Hadapi Balita (nova.id)

Tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak memang sangat menarik untuk dicermati. Dari hari ke hari, ada saja kejutan yang dibuatnya. Bayi yang baru lahir bagaikan kain yang mulus dan bersih. Ibarat sebuah kanvas putih, Anda memegang piring berisi penuh cat beraneka warna dan kemudian mulai berpikir, bagaimana harus mulai melukis dan memilih warna sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang indah.

Nah, agar kanvas putih bersih tadi bisa menjadi lukisan yang indah, ada banyak hal yang sebaiknya kita lakukan.

1.Jangan menunggu bayi sampai mencapai usia balita untuk mulai merencanakan arah pendidikan.

Sejak lahir, anak sudah memperhatikan dan menanti untuk belajar. Setiap gerakan, suara, dan sentuhan, menjadi bagian dari pengalaman hidupnya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk memberinya pelajaran agar perilakunya yang tak baik bisa diubah. Hanya perlu diingat, akan lebih sulit dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengubah perilakunya setelah sekali dipelajarinya. Jadi, berilah anak selalu contoh yang baik.

2.Bayi membutuhkan banyak perhatian dan cinta kasih.

Yang perlu dicamkan baik-baik, memberinya perhatian hanya ketika bayi menangis hasilnya adalah bayi akan lebih keras tangisnya. Dengan kata lain, lewatkan waktu sebanyak-banyaknya dengan si kecil dengan mengendongnya, menyanyikan lagu, bermain bersama, dan sebagainya.

Perbanyaklah perilaku yang positif dan hilangkan yang negatif. Jika bayi bangun dari tidur dan Anda mendengar dia bergerak, pindahkan sebelum dia mulai menangis. Jika menunggu sampai dia menangis, pasti dia akan menangis lebih keras dan lebih cepat di lain kesempatan. Jika dia telah mulai menangis, tunggu di luar pintu sejenak sampai dia agak tenang, baru masuk. Dengan demikian, bayi akan merasa dan belajar, Anda hanya akan masuk pada saat keadaan tenang. Mungkin satu saat Anda lupa hal ini karena si kecil menangis "histeris". Sesekali lupa, tak apa, tapi jangan jadikan kebiasaan.

3.Reaksi orang tua atas perilaku anak

Pernah, kan, Anda melihat di taman bermain tiba-tiba seorang anak melemparkan pasir ke temannya dan mengenai mata si teman? Atau si kecil memukul, menendang temannya? Nah, reaksi pertama dari kebanyakan orang tua adalah menekuk muka, kaget, lari secepatnya untuk memeluk anaknya, melindunginya dari bahaya.

Dari gambaran ini terlihat, reaksi orang tua berbeda-beda. Pernahkah Anda perhatikan, sebetulnya anak tidak menangis ketika dinakali temannya dan baru meledak tangisnya ketika dia melihat muka ibunya? Jika Anda dapat bersikap tenang, maka anak pun akan tetap menjadi tenang. Dengan sikap ini, sebetulnya Anda memperoleh keuntungan ganda yaitu rasa panik akan berkurang setelah kejadian yang tak terduga tersebut dan Anda akan mengetahui lebih persis, bagaimana reaksi anak jika dia benar-benar merasa sakit.

4.Hentikan Teriakan

Orang tua yang memiliki anak balita pasti punya pengalaman sama: kadang kita merasa hidup di kantor "pemadam kebakaran" yang setiap saat harus siaga ketika sirene panjang berbunyi yang berarti harus segera bersiap memadamkan api. Tak ada bedanya dengan si kecil yang berteriak, entah karena bertengkar atau menginginkan sesuatu lalu memanggil dengan suara lantangnya, "Mama...!"