Diikuti oleh negara-negara yang ikut serta dalam forum, masing-masing negara memilih dua inovator yang telah menempuh tahap seleksi. Para kandidat adalah tokoh perempuan muda yang sukses sebagai inovator dan pengusaha di bidang teknologi, serta membuka peluang yang lebih luas bagi para perempuan untuk berpartisipasi dalam ekonomi pembangunan.
"Kami menjaring kandidat dengan beberapa ketentuan, di antaranya perempuan dengan rentang usia 18 hingga 40 tahun, dia seorang inovator yang menjalankan start up bisnis sekitar satu tahun, menggunakan ICT, dan bergerak di bidang lingkungan, sosial, UKM, dan teknologi itu sendiri," urai Sri Danti Anwar, Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Beliau menambahkan, proses seleksi diserahkan pada pihak swasta.
Di Indonesia, pendaftaran dimulai sejak bulan Mei lalu dan diikuti oleh 206 peserta. "Tujuannya adalah memotivasi generasi muda untuk memulai wirausaha dengan menggunakan teknologi yang sudah ada," tambahnya.
Pada hari pertama APEC Women and The Economy Forum, diumumkan 24 pemenang yang berasal dari Indonesia, Australia, Chili, China, Chinese Taipei, Hongkong, Jepang, Filipina, Rusia, Singapura, Thailand, Amerika, dan Vietnam.
Bertha Suranto, pemilik Rumah Hidroponik yang menjadi salah satu pemenang Inovator Award asal Indonesia mengaku sangat senang dan bersyukur dengan ajang ini. "Cita-cita untuk memasyarakatkan hidroponik bisa tersebar melalui ajang ini. Di sini juga saya ngobrol dengan ibu-ibu yang punya jaringan luas dan mereka ingin mempelajarinya. Saya senang karena bisa membuatnya lebih bermanfaat," ujarnya saat ditemui usai presentasi.
Annelis Brilian