Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jenazah Prahara ditemukan sudah mulai berbau busuk pada hari Rabu (4/9) saat keamanan lingkungan setempat dan warga sekitar memutuskan untuk membongkar pintu yang bersangkutan.
"Diperkirakan yang bersangkutan sudah meninggal dunia sekitar 5-6 hari. Orang sekitar korban tidak ada yang mengetahui sebab yang bersangkutan meninggal dunia, hanya selama 5 hari korban memang tidak ada yang mengunjungi sampai tercium bau busuk," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, Kamis (5/9).
Dari hasil penyelidikan menyebutkan jika tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. "Keluarga yang bersangkutan juga langsung meminta untuk segera dimakamkan. Berdasarkan keterangan penyidik tidak ada kejanggalan ditemukan dari hasil olah TKP. Tidak ada tanda-tanda perkelahian, tidak ada tamu yang berkunjung, hal-hal mencurigakan, dan lainnya. Semua spt biasa saja," papar Rikwanto lagi.
Atas pertimbangan tersebut, polisi mengabulkan permintaan keluarga yang ingin agar jenasah tak diotopsi dan langsung dimakamkan.Kendati demikian, masih menurut Rikwanto, berdasarkan salah seorang saksi yang merupakan rekan korban, Prahara sempat mengirim pesan singkat (SMS) kepada rekan mengabarkan dirinya sedang sakit.
"Mengenai sakit apa, sedang didalami. Tapi sementara disimpulkan kematian korban murni karena sakit," pungkas Rikwanto.Laili