Pilih Toilet, Duduk atau Jongkok ?

By nova.id, Selasa, 30 November 2010 | 17:03 WIB
Pilih Toilet Duduk atau Jongkok (nova.id)

Proses yang cepat inilah yang memperkecil risiko ambeien. Jika prosesnya lama, maka otot dan pembuluh darah balik di seputar anus menjadi teregang maksimal. Selain itu, posisi duduk yang terlalu lama (pada pemakaian kloset duduk, red.) dapat menyebabkan paha menekan di tempat duduk sehingga aliran darah dari bawah ke atas lebih terhambat. Inilah yang kemudian membuat ambeien mudah terpicu.

Selain baik bagi penderita ambeien, kloset jongkok juga meminimalisir risiko infeksi saluran kencing dan kelamin terutama pada wanita. Risiko perpindahan jamur, bakteri maupun flagelata penyebab keputihan ini, mampu ditekan oleh tidak ada permukaan yang menempel atau terlalu dekat dengan saluran kencing.

Tidak Cocok untuk Arthritis

Kendati dikatakan kloset jongkok memiliki banyak sisi positif untuk kesehatan, namun kloset jongkok tidaklah cocok untuk penderita arthritis (gangguan lutut). Posisi jongkok yang memberi banyak tarikan pada lutut, tentunya akan menyiksa penderita arthritis, yang mengganjal dan lutut yang mudah capek.

Favorit Ibu Hamil

Saat menggunakan kloset duduk, orang kerap merasa lebih nyaman karena tidak banyak tarikan pada lutut yang menimbulkan rasa capek. Kloset duduk pun menjadi favorit bagi ibu hamil, orang tua, penderita arthritis juga obesitas karena minim menyebabkan ketidak- nyamanan baik di lutut maupun perut.

Awas Infeksi Kuman!

Saat Anda duduk di kloset, selain kaki yang menempel pada lantai, paha dan bokong tak bisa terhindarkan menempel pada dudukan kloset. Ini menjadi potensi perpindahan infeksi kuman dan virus yang menempel di permukaan kloset. Jika kurang higienis, infeksi dapat pindah ke saluran kencing maupun alat kelamin wanita.

"Laki-laki saluran kencing dan kelaminnya agak jauh, sedangkan wanita lebih dekat. Kalau kena infeksi saluran kencing (sistitis), saluran kelamin juga bisa terkena karena muaranya dekat!" tegas Toto.

Risiko yang paling ringan, menyebabkan anyang-anyangan (yang termasuk tanda-tanda infeksi saluran kencing) dan keputihan (baik disebabkan jamur, bakteri maupun flagelata). Sedangkan risiko terberat, infeksi kelamin atau mulut vagina bisa masuk  lebih dalam. Jika berlanjut bisa menjadi infeksi rongga rahim (endometritis) bahkan saluran telur (salpingitis). Risiko paling buruk, infeksi saluran telur dapat menyebabkan kebuntuan saluran telur sehingga tidak bisa memiliki keturunan.

"Maka, begitu kena keputihan, wanita sebaiknya langsung waspada dan berobat ke dokter," ungkap Toto.

 Laili Damayanti

Foto: Eng Naftali (Kloset jongkok), Ahmad Fadilah (kloset duduk)