Tahukah Anda bahwa bakteri ada di mana-mana, bahkan di dalam tubuh kita? Bakteri bisa masuk ke dalam tubuh melalui berbagai jalan, misalnya melalui makanan yang kita asup sehari-hari. Bakteri sendiri sebetulnya merupakan organisme bersel satu yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Seperti juga makhluk hidup lain, bakteri membutuhkan makanan, air, dan suhu yang sesuai untuk hidup dan berkembang biak. Terkadang, mereka hidup damai dengan sesamanya, tetapi terkadang juga berperang untuk memperebutkan makanan dan tempat hidup. Sebagai ilustrasi, pada saat kondisi tubuh kita bagus, maka bakteri baguslah yang akan mendominasi, dan sebaliknya.
"Tempat yang paling nyaman buat bakteri adalah di dalam usus," kata Deputy Director PR Science Yakult Indonesia, Jimmy Hariantono, Ph.D., Tak heran jika jumlah bakteri di dalam usus kita pun sangat banyak, yakni 100 triliun! Bandingkan dengan jumlah sel tubuh yang "hanya" 50 triliun. Bakteri-bakteri ini hidup di membran mukosa, sebuah lapisan selembut beludru yang menempel di dinding usus.
Setiap makanan yang dikonsumsi manusia akan dicerna mulai dari lambung dengan bantuan asam lambung lalu diserap ke usus halus dan usus besar. Di usus besar makanan akan diserap dan sisa ampas akan dibuang sebagai tinja. Dalam usus besar, bakteri 'baik' seperti Bifidobacteria dan Lactobacillius akan menghambat perkembangan bakteri merugikan seperti Staphylococcus dan beberapa bakteri E. coli.
3 Kategori
Bakteri-bakteri tersebut terbagi ke dalam 3 kategori, yaitu kategori bakteri merugikan, bakteri oportunis, dan bakteri baik. Bifidobacteria adalah salah satu contoh bakteri baik di dalam usus. Mereka berperan membentuk ketahanan usus terhadap kolonisasi bakteri patogen/merugikan. Bakteri baik yang lain, adalah L.casei Shirota strain yang ditemukan tahun 1930 oleh Dr. Minoru Shirota dari Kyoto University Jepang.
Contoh bakteri merugikan antara lain Helicobacter pylori, yang sangat tahan terhadap asam. Bakteri ini banyak ditemukan hidup dalam lambung orang dewasa dan kini diketahui sebagai salah satu penyebab tukak lambung. Sementara bakteri oportunis cenderung mengikuti ke mana "arah" angin berhembus. Bila jumlah bakteri baik lebih banyak, ia akan ikut menjadi baik, sementara bila bakteri merugikan lebih banyak, ia pun akan berubah menjadi merugikan.
Perubahan keseimbangan antara bakteri 'baik' dan merugikan dalam tubuh akan menimbulkan gangguan kesehatan, seperti kembung, diare, konstipasi, dan lainnya. Penyebabnya, jumlah bakteri merugikan lebih banyak daripada bakteri baik di dalam usus, yang salah satunya bisa disebabkan oleh asupan yang tak terjaga higienitasnya sehingga tercemar bakteri.
Pentingnya Probiotik
Bagaimana caranya agar jumlah bakteri baik lebih banyak ketimbang bakteri merugikan? Salah satu caranya adalah dengan menjalankan gaya hidup (lifestyle) yang baik, seperti cukup istirahat, makan gizi seimbang, cukup olahraga, serta mampu mengendalikan diri supaya tidak stres. "Ini akan membantu meningkatkan jumlah bakteri baik dan membawa kondisi tubuh kita tetap baik," jelas Jimmy. Cara lainnya adalah dengan mengonsumsi probiotik yang mengandung L.casei Shirota strain.
Probiotik berasal dari kata probios, yang dalam ilmu biologi berarti untuk kehidupan. Probiotik adalah pangan yang mengandung mikroorganisme hidup yang secara aktif meningkatkan kesehatan dengan cara memperbaiki keseimbangan flora usus jika dikonsumsi dalam keadaan hidup dalam jumlah yang memadai. Intinya, probiotik adalah pangan yang mengandung bakteri baik.
Konsumsi probiotik yang mengandung bakteri baik L.casei Shirota strain memberikan banyak keuntungan. Selain membantu menekan pertumbuhan bakteri merugikan di dalam pencernaan, juga membantu memacu bakteri baik agar bisa berkembang biak lebih banyak dalam usus, sehingga kondisi sistem pencernaan menjadi lebih baik. Pencernaan yang sehat akan memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Probiotik juga membantu bakteri baik memiliki lingkungan yang lebih kondusif yang akan membantu menjaga kondisi tubuh.