Sendi rahang atau temporo mandibular joint (TMJ) adalah daerah di depan kuping pada kedua sisi kepala di mana rahang atas dan rahang bawah bertemu. Di dalam sendi rahang terdapat bagian-bagian yang bergerak yang memungkinkan rahang atas menutup pada rahang bawah.
Sendi ini unik, karena harus bergerak sinkron kiri dan kanan saat berfungsi. Gerakan yang terjadi secara simultan ini dapat terjadi bila otot-otot yang mengendalikannya dalam keadaan sehat dan berfungsi dengan baik.
Menurut drg. Bobby Gunadi dari Smile Studio Dental Clinic, Jakarta, sendi rahang seringkali dianggap sepele. Padahal, sendi ini sangat penting dan paling sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari, mulai menggigit, mengunyah, berbicara, menguap, dan sebagainya.
"Sendi rahang ini juga bisa memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan," jelas Bobby.
Idealnya, antara sendi rahang dan tulang tengkorak memiliki jarak (dimensi vertikal) sekitar 3 mm.
Jika dimensi vertikalnya kurang atau lebih dari 3 mm, maka akan menekan pembuluh darah dari saraf yang berhubungan dengan tulang belakang.
Akibatnya, tulang belakang akan terganggu. "Kalau tulang belakang kena, maka akan terjadi efek domino yang bisa memengaruhi organ tubuh," lanjut Bobby. Itulah sebabnya, banyak penderita gangguan sendi rahang yang memiliki keluhan medis beragam.
Bahkan, lanjut Bobby, suatu ketika ada pasien yang mengeluh memiliki gangguan darah tinggi dan sulit tidur. "Giginya memang banyak yang rusak. Setelah dilakukan perawatan gigi dan pemakaian splint untuk memperbaiki posisi sendi rahang, sebulan kemudian keluhan itu hilang," jelas Bobby.
Kebiasaan Buruk
Penyebab gangguan sendi rahang beragam, kebanyakan diakibatkan faktor kebiasaan.Salah satunya, kebiasaan mengunyah hanya dengan satu sisi rahang.
"Kebiasaan ini mengakibatkan ketidakseimbangan fungsi rahang," kata Bobby. Penyebab lain antara lain tertawa atau menguap terlampau lebar, serta faktor kesehatan gigi dan mulut, misalnya gigi rusak, focal infection (infeksi atau penyakit di bagian tubuh lain yang disebabkan oleh mikroorganisme dari gigi dan mulut ), dan sebagainya.
Gaya hidup zaman sekarang juga ikut berperan. Misalnya, kebiasaan anak-anak sekarang mengonsumsi makanan cepat saji, dan jarang sekali mengonsumsi makanan keras (hard food).
"Anak-anak zaman sekarang jarang sekali yang makan buah utuh. Yang mereka konsumsi kebanyakan soft food dan fast food, padahal proses ini mempengaruhi perkembangan sendi rahang. Makan buah utuh akan merangsang tulang rahang untuk bekerja," jelas Bobby.
Hati-hati juga melakukan perawatan orthodonti (meratakan gigi) dengan pencabutan. "Perawatan ini akan membuat gigi didorong masuk ke dalam. Rapi memang, tapi akibatnya mendorong otot di rahang untuk menarik. Akibatnya, sendi rahang dan tulang tengkorak tidak berjarak atau jaraknya makin sempit," jelas Bobby.
Anak-anak yang memiliki riwayat alergi biasanya juga menderita gangguan sendi rahang.
"Biasanya, anak-anak ini bernapas dengan mulut karena hidungnya tersumbat ketika alergi datang. Nah, terlalu sering bernapas dengan mulut akan memengaruhi perkembangan rahang. Rahang jadi kecil, sementara giginya besar-besar," lanjut Bobby.
Kebiasaan anak yang suka mengisap jari juga bisa menyebabkan gangguan sendi rahang.
Tanda dan gejala gangguan sendi rahang dapat ditemukan pada semua tingkatan usia, dari anak-anak hingga lansia. Paling banyak diderita oleh mereka yang berusia 30-40 tahun.
Biasanya, penderita hanya mengeluhkan ada yang tidak enak ketika mengatupkan rahang."Kadang-kadang, pasien merasakan adanya bunyi 'klek' saat menggerakkan rahang. Tapi, bisa juga muncul rasa sakit yang tidak begitu jelas, meliputi daerah rahang hingga sebagian kepala. Bahkan ada yang sampai sulit membuka atau menutup mulut," jelas Bobby.
Diagnosa Tepat
Tentu, tidak semua keluhan medis merupakan gejala gangguan sendi rahang. Oleh karena itu, diagnosanya harus tepat. Misalnya, pada kasus mag yang tidak sembuh-sembuh, sekalipun sudah berobat ke beberapa dokter.
"Kalau masih tidak sembuh juga setelah pergi ke dokter, tak ada salahnya melihat kemungkinan adanya gangguan sendi rahang. Tentu juga perlu dilihat apakah ada infeksi fokal, gigi rusak, dan sebagainya. Kerjasama dengan dokter lain mutlak diperlukan," terang Bobby.
Setelah diagnosa dan dipastikan gangguan sendi rahang, beberapa tindakan penanganan bisa dilakukan.
Di antaranya dengan terapi koreksi gigi, seperti orthodontics (perataan gigi). Tujuannya untuk mengoreksi gigitan yang abnormal, sehingga fungsi rahang bisa seimbang.
Lebih Dini Ratakan Gigi Anak
Pada anak-anak, perataan gigi sebaiknya dilakukan lebih dini. "Lebih dini lebih baik, karena yang diperbaiki bukan hanya susunan giginya, tetapi juga fungsinya," jelas Bobby.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kalau tadinya bernapas melalui mulut, jadi lewat hidung. Yang tadinya terbiasa mengisap jari, jangan mengisap jari lagi.
Hasilnya pun persistent (berkelanjutan) sampai dewasa, karena fungsinya diubah. Kebiasaannya diubah, baru kemudian dilakukan perbaikan gigi.
Pemakaian splint (alat untuk mengembalikan posisi sendi) juga bisa dilakukan untuk memperbaiki sendi rahang.
"Tujuannya untuk mendapatkan posisi jarak 3 mm. Alat ini customized dan dipakai selama 6-9 bulan. Selama pemakaian, diberikan terapi khusus," jelas Bobby.
Selain itu, olahraga untuk mempertahankan postur tulang belakang juga wajib. Salah satu contohnya, pilates. Yang tak kalah penting adalah menjalani gaya hidup yang baik dan sehat.
Lakukan pelatihan fisik. Tujuannya untuk peregangan dan pelemasan otot, menambah jarak gerak sendi, memperkuat otot, mengembangkan koordinasi yang normal, serta menstabilkan kedua sendi rahang.
Periksa & Pastikan
Yuk, cek dan temukan apakah Anda mengalami salah satu dari beberapa tanda dan gejala berikut. Jika ya, bisa jadi Anda menderita gangguan sendi rahang:
Bunyi "klek" pada saat rahang dikatup.
Sakit kepala atau pusing berulang.
Migren.
Sakit di bagian wajah.
Sakit ketika menggerakkan rahang atau sulit membuka rahang.
Dengung di pendengaran.
Sulit tidur.
Depresi.
Sakit di bagian lengan sampai ke jari.
Nyeri di bagian leher, bahu dan punggung.
Pemicu Gangguuan Sendi Rahang
Berikut beberapa kebiasaan buruk yang bisa memicu gangguan sendi rahang:
lKebiasaan menggeratakkan gigi (grinding) dan mengepalkan gigi (bruxism), misalnya pada saat tidur.
Kebiasaan ini akan meningkatkan kehausan pada lapisan tulang rawan sendi rahang. Banyak pasien yang bangun pagi dengan sakit rahang atau sakit telinga.
lKebiasaan mengisap jari atau menggigit kuku.
lMengunyah hanya dengan satu sisi rahang/ geraham. Kebiasaan ini akan membuat ketidakseimbangan fungsi rahang.
Hasto Prianggoro