Banyak cara dilakukan demi memperoleh kesehatan dan kebugaran. Antara lain, dengan melakukan berbagai terapi yang jenisnya kini makin beragam. Soal kebenaran, khasiat, dan manfaat, masing-masing metode mengklaim dapat menyembuhkan penyakit tertentu. Terserah Anda, mau pilih yang mana atau sama sekali tak memilih.
TERAPI BATU GIOKSesuai namanya, terapi ini menggunakan alat berbentuk kapsul (dima) yang di dalamnya tersusun jajaran batu giok dan menghasilkan infra merah yang panasnya lalu diserap tubuh. Nah, tubuh pasien dibaringkan di dalam kapsul raksasa tadi dan, "Carbon-epox serta set roller batu giok akan memjiat dari tulang leher hingga tulang paha bawah, tumit, dan betis," jelas Minie dari Personal Medical System yang menyediakan jasa terapi ini.
Pijatan otomatis, disertai suhu panas, akan bekerja selama 33 menit dan pemijatan serta tekanan (akupresur) secara otomatis akan berhenti beberapa menit di setiap titik tubuh yang sakit. Khasiatnya? Kata Minie, macam-macam. Untuk keluhan dari punggung ke atas sampai melancarkan peredaran darah. Efek samping, lanjutnya, "Tidak ada. Sekalipun sedang mengonsumsi obat dari dokter, terapi ini tetap bisa dilakukan."
Yang jelas, reaksi pertama dari terapi ini, biasanya, membuat kepala berat dan pusing. Konon itu indikasi adanya tekanan darah tinggi. "Seluruh badan terasa lemas dan tekanan darah naik sesaat. Tapi ini normal. Asal terapi dilakukan teratur, pasien akan sembuh dari penyakitnya."
TERAPI EAR CANDLEPernah mendadak hilang pendengaran? Produksi kotoran di telinga bagian dalam bertambah sehingga memicu gangguan migran, asma, sesak napas, vertigo, dan sinusitis? Jika ya, Anda bisa mencoba terapi ear candle (EC).
Menurut terapis Susana Budiman, telinga sebagai indera pendengar berhubungan erat dengan saraf di otak. "Jika terjadi gangguan, daerah di sekitar kepala pun akan terganggu."Untuk mengetahui kondisi di dalam telinga (misalnya terdapat kotoran, bisul) atau kondisi gendang telinga, dilakukan pemeriksaan dengan alat pembesar khusus.
"Ini untuk mendeteksi penyakit. Semakin banyak kotoran di gendang telinga, daya pendengaran akan semakin berkurang dan sakit kepala akan sering terjadi. Pada penderita migren dan vertigo, misalnya, di bagian dalam telinganya terdapat bisul dan gendang telinganya dipenuhi jamur berwarna putih."
Setelah penyakit diketahui, EC yang bagian tengahnya berlubang, dimasukkan ke lubang telinga dan dibakar. Lilin ini terbuat dari campuran sarang lebah dan linen berkualitas tinggi. "Nah, asap yang muncul akibat pembakaran masuk ke dalam telinga sehingga menimbulkan tekanan lalu keluar melalui lubang batang EC."
Saat asap hasil bakaran EC keluar lewat lubang di batangnya, kotoran yang lengket dan berwarna kecokelatan pun ikut terangkat. Cara kerja EC, kata Susana, seperti vacuum cleaner. "Satu telinga, minimal menggunakan 2 lilin, maksimal 3 lilin, tergantung penyakitnya."
Setelah EC tersisa kurang lebih 5 cm, harus segera diangkat dari telinga. Total waktu pengobatan berkisar sejam. Setelah selesai, telinga dibersihkan dengan cairan antibiotik, sementara kotoran yang tidak menempel di EC ditarik dengan pinset.
Masih menurrut Susana, terapi ini mampu menyembuhkan penyakit apa pun. Syaratnya, pasien rajin berterapi. Setelah terapi, pasien dianjurkan minum segelas air putih agar tenggorokan tidak kering akibat tekanan yang besar di dalam telinga.(Bersambung)
Hasto