Apa yang harus dilakukan bila pasangan ingin punya anak lagi, sementara Anda belum siap? Sebetulnya, kapan dan berapa jarak yang pas antara anak pertama dan berikutnya? Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang sulit dan tak ada yang dapat menjawab dengan pasti. Pertanyaan ini bahkan lebih sulit ketimbang saat pertama kali memutuskan punya anak. Pasalnya, keputusan untuk tambah anak tak saja menyangkut masalah "punya anak", tetapi lebih merupakan sebuah perubahan dalam keluarga. Dengan menambah anak, maka gaya hidup, keuangan, pekerjaan, hubungan kekeluargaan, dan tentu saja hubungan Anda dengan anak yang sudah ada, akan berbeda. Sering, bukan, kita dengar orang-orang berkomentar, "Tambah satu anak berarti pekerjaan ayah dan ibu jadi dua kali lipat." Nah, berikut ini sejumlah pertanyaan yang biasanya muncul saat Anda dan pasangan mulai berpikir tentang menambah anggota keluarga. Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat Anda sebelum membuat keputusan. Kapan waktu yang tepat? Bagi kebanyakan orang, keputusan menambah anak lebih disebabkan oleh faktor waktu, yaitu kapan waktu yang tepat. Pertanyaannya adalah: Apakah sebaiknya langsung menambah anak sesudah anak pertama sehingga mereka dapat bermain bersama, sementara Anda sendiri tak perlu repot-repot mengurus anak kecil lagi? Atau justru membuat jarak tertentu untuk kehamilan berikutnya? Sebuah penelitian menunjukkan, jarak ideal dari satu anak ke anak berikutnya berkisar antara dua sampai tiga tahun. Berikut hasil penelitian tentang jarak usia anak: * Menunggu sampai 18 -23 bulan untuk hamil lagi sesudah melahirkan merupakan waktu yang tepat bagi kesehatan bayi yang dikandung. Hamil kurang dari enam bulan sesudah melahirkan dapat menyebabkan kelahiran prematur (40 persen) atau si bayi kekurangan berat badan. Sementara kehamilan dengan jarak 10 tahun sesudah melahirkan mempunyai risiko dua kali lipat pada masa pra-kelahiran. * Kelahiran dengan jarak 24 sampai 35 bulan juga ideal. Bila kurang dari jarak tersebut, biasanya mempunyai risiko bayi lahir dengan berat badan kurang. Ingat,ibu pun butuh waktu untuk pulih dari stres dan kekurangan gizi sesudah kehamilan terdahulu. * Usia anak pertama berusia di bawah satu tahun atau di atas empat tahun merupakan waktu yang tepat untuk mempunyai anak lagi. Ini didasarkan pada hubungan kakak-beradik dengan orang tuanya, persaingan saudara sekandung, dan rasa percaya diri mereka. Anak-anak di bawah setahun belum merasakan status istimewa yang mereka miliki, sementara anak di atas empat tahun sudah cukup puas menikmati perhatian dari ayah-ibunya. Ditambah lagi, mereka sudah mempunyai kesibukan sendiri. Berikut komentar beberapa ibu tentang beda usia antara anak: "Beda usia antara kedua anak laki-laki saya 3,5 tahun dan menurut saya itu luar biasa," ujar Mariana, seorang Marketing Excecutive sebuah perusahaan periklanan. "Pada saat si sulung sudah tak perlu pakai popok, lahirlah anak kedua dan saya sangat menikmati mempunyai bayi lagi. Mereka juga punya wilayah kekuasaan berbeda, sehingga saya tak takut persaingan yang bakal timbul. Mereka cocok satu sama lainnya, kok." "Beda usia anak pertama dan kedua saya 3,5 tahun dan itu waktu yang cukup buat saya untuk menikmati bersama anak pertama," ujar Jenny, seorang copywriter sebuah perusahaan periklanan yang sedang hamil anak ketiga. "Menurut saya, semakin besar usia anak semakin baik dalam menerima adik baru. Mereka juga dapat lebih mandiri, secara mental maupun fisik, dalam menghadapi kehadiran adik baru. Sebetulnya, saya ingin beda usia anak kedua dengan bayi yang saya kandung lebih besar dari yang sekarang. Anak kedua saya kini berusia 2 tahun. Berarti saya masih akan disibukkan dengan mengganti popok untuk dua anak. Saya juga agak khawatir dengan kondisi fisik saya menghadapi dua anak yang masih perlu digendong." "Ketiga anak-anak saya beda usia 1,5 tahun. Meskipun rasanya berat pada waktu mereka masih kecil, dari beberapa sisi, perbedaan itu tidak masalah, kok. Mereka anak-anak yang hebat dan lucu-lucu. Mereka menikmati main bersama dan sangat cocok satu sama lain. Saya sendiri berasal dari keluarga dengan empat bersaudara dan sangat mencintai keluarga besar," ucap Rini, seorang psikiater khusus untuk orang-orang tua
Berbagai pertimbangan Tidak ada ilmu pengetahuan yang dapat mendikte, apa yang harus kita lakukan bila menyangkut masalah cinta dan keinginan. Di bawah ini beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan sebelum Anda mengambil keputusan. - Berapa usia anak Anda sekarang? Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang salah atau benar meskipun sebaiknya Anda menunda kehamilan berikutnya bila si kecil masih di bawah 6 bulan. Banyak yang beranggapan, semakin bertambah usia seorang anak, semakin baik. Dengan demikian, mereka punya waktu banyak bersama Anda, mereka juga dapat mengerti bila diajak membicarakan kehadiran adik lagi. Ada juga yang beanggapan, anak dengan beda usia yang tidak terlalu jauh justru akan menjadi teman bermain yang mengasyikkan. Sementara, Anda sendiri tak perlu repot-repot mengurus anak kecil lagi. - Bagaimana kehadiran anak mengubah gaya hidup Anda? Apakah Anda sudah mapan dengan kehidupan rutin bersama anak-anak yang lain? Apakah Anda mempunyai cara perawatan anak yang baik? Apakah seisi rumah bisa tidur malam dengan tenang? Apakah Anda dan pasangan punya cukup waktu untuk berdua? Apakah Anda kembali bekerja dan menikmatinya? Semua ini merupakan unsur-unsur penting yang harus dipertimbangkan pada saat hendak memutuskan hamil lagi. Ingat, kehadiran bayi akan menyita waktu dan tenaga Anda. Pikirkan matang-matang, apakah Anda akan punya cukup waktu dan enerji untuk mengurus bayi lagi, dan apakah anak-anak Anda yang lain siap untuk mempunyai adik lagi. Bisa saja Anda memutuskan, satu anak sudah cukup. - Bagaimana kondisi keuangan Anda? Memang betul, uang bukanlah segala-galanya tetapi kita harus menyadari, untuk membesarkan anak-anak kita memerlukan uang. Jadi, perhitungkan uang yang diperlukan bagi setiap anak untuk kebutuhan sehari-harinya. Dari mulai sandang, pangan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan tetek-bengek lainnya. Anda harus mempertimbangkan pendapatan. Buat kalkulasi yang jelas, sesuaikan dengan gaji Anda. Banyak ibu yang susah untuk tetap terus bekerja sesudah melahirkan anak kedua ataupun ketiga. Nah, sanggupkah Anda, bila diharuskan, berhenti bekerja? Atau, sanggupkah Anda membayar baby sitter bila Anda tetap ingin bekerja? - Berapa usia Anda? Faktor usia merupakan faktor penting. Terutama bagi wanita. Bila Anda berusia 38 tahun dan masih menginginkan dua anak lagi, Anda tak bisa hamil dengan jarak usia tiga tahun antara anak yang satu dan yang lainnya. Bila Anda di bawah 30 tahun dan tidak punya masalah kesehatan yang membahayakan kehamilan, Anda masih punya kesempatan untuk mengatur waktu. Banyak wanita yang masih dapat hamil di usia awal 40-an, tetapi kesuburan rata-rata menurun secara drastis saat mencapai usia 35. Bicarakan masalah usia dengan pasangan. Banyak pasangan yang sudah mempertimbangkannya sejak awal, di usia berapa mereka akan mempunyai anak terakhir. - Apakah Anda dan pasangan setuju? Kadang-kadang, hanya salah satu yang siap, sementara pasangannya tidak siap. Tidak mudah, memang, untuk selalu seiring dan sejalan. Langkah pertama yang perlu adalah membicarakan perbedaan di antara Anda dan pasangan. Diskusikan sudut pandang Anda berdua. Bisa saja, pada saat itu tidak ada keputusan, tetapi paling tidak, masing-masing pasangan akan mengerti apa yang dikehendaki pasangannya. Bila perlu, konsultasi dengan dokter atau orang yang lebih berpengalaman. - Apa kata hati Anda? Tentu saja, Anda dapat membaca sederetan aturan-aturan dan definisi mengenai sisi positif dan negatif, namun yang paling penting adalah keputusan yang diambil yang sesuai dengan hati nurani Anda. Ikuti kata hati. Bila Anda menginginkan anak dan begitu pula pasangan, mungkin kehidupan Anda akan berubah. Jika Anda belum siap Pertanyaan: Suami saya menginginkan anak lagi, tapi saya belum siap. Kami sudah cukup direpotkan oleh anak pertama, dan hampir tak punya waktu untuk berdua. Apa yang harus saya lakukan? Jawaban: Bagi kebanyakan pasangan, pertanyaan mengenai "Apakah memiliki anak lagi" bukanlah masalah, sementara bagi pasangan yang lain, masalahnya lebih rumit. Dan hampir semua permasalahan berhubungan dengan keadaan rumah tangga Anda. Salah satu pasangan menginginkan anak kedua atau ketiga, sementara yang satunya tidak terlalu menginginkannya. Sayangnya, tidak ada solusi yang mudah dalam mengatasi masalah ini. Ada yang mengatakan, bagaimana dapat memberikan perhatian kepada anak kedua jika masih direpotkan oleh anak pertama? Ini umum dialami oleh pasangan mana pun, tapi sebenarnya bukan hanya masalah perhatian yang mereka khawatirkan. Nah, coba tuliskan faktor-faktor lain yang membuat Anda khawatir. Anda dapat memulainya dengan hal-hal berikut ini: - Keuangan Dari segi keuangan, apakah Anda mampu untuk mempunyai anak lagi? Bila jawabannya tidak, apakah tidak punya uang yang cukup betul-betul merupakan masalah bagi Anda? - Masa kecil Apakah Anda anak tunggal atau memiliki saudara laki-laki dan perempuan? Apakah Anda punya masalah dalam masa pertumbuhan yang Anda alami? - Kemampuan untuk menyayangi anak lebih dari satu Apakah Anda khawatir tidak dapat menyayangi anak kedua seperti Anda menyayangi anak pertama? Meskipun ini kekhawatiran yang wajar, jawaban yang sederhana yang dapat diberikan adalah kemampuan untuk mencintai anak-anak, tidak perduli berapa banyak anak Anda, tidak terbatas. - Melahirkan Apakah Anda khawatir dengan rasa sakit yang akan dialami pasangan pada waktu hamil dan melahirkan? Karena pasangan yang mengalaminya, biarkan ia yang memutuskannya. Mungkin Anda perlu menempatkan diri pada situasi pasangan, yang selain mengandung juga harus mengurus anak. Apakah istri Anda keberatan? - Anak pertama Apakah anak pertama Anda punya temperamen yang sulit? Bila jawabannya 'Ya', maka Anda harus menyadari bahwa temperamen anak berikutnya tidak selalu sama dengan anak sebelumnya. Bila Anda berdua sudah menuliskan faktor-faktor yang jadi kendala dan sudah memikirkan dengan matang daftar yang Anda tulis, bahaslah bersama-sama. Meski saat ini Anda merasa pasangan lebih bersemangat, ternyata dia pun memiliki berbagai kekhawatiran sama seperti yang Anda rasakan. Dok. Nova