Penyakit yang 'Menghantui' di Tahun Baru (2)

By nova.id, Senin, 14 Desember 2009 | 17:08 WIB
Penyakit yang Menghantui di Tahun Baru 2 (nova.id)

4. ASMA DAN ALERGIBagi yang berbakat asma dan alergi, akhir tahun sering tak bersahabat. Selain udara lebih basah, faktor stres fisik maupun mental acap menjadi pencetus kambuhnya asma dan alergi. Termasuk faktor makanan dan minuman. Keju, cokelat, kacang-kacangan tertentu bisa menjadi pencetus bagi yang tidak tahan menerimanya. Pesta sea food bagi pengidap alergi produk laut bisa menimbulkan bencana.

Serangan biduran atau kaligata bisa hebat, sehingga bukan saja serangan gatal-gatal melainkan juga bisa sampai mual dan muntah, dan jika berat bisa sampai syok. Asma jenis berat juga bisa mengancam nyawa, jika faktor pencetusnya hebat. Jenis asma berat tidak mempan hanya dengan minum obat antiasma belaka, tapi perlu obat suntikan atau infus.

Asma alergi mudah tercetus jika terjadi perubahan irama hidup harian, terlampau letih, emosi terganggu, atau udara kelewat lembap. Maka, bagi yang mengidap asma alergi, memasuki akhir tahun perlu siaga dengan obat di saku. Serangan asma dan alergi bisa terjadi di mana saja. Saat pesta atau di perjalanan, di meja makan restoran, di kapal pesiar, atau di kamar hotel. Faktor alergen ruangan kamar tidur hotel, pewangi dan pengharum ruangan hotel, sabun dan sampo hotel, sampai menu sarapan bisa jadi faktor pencetus alergi dan asma. Maka waspadalah. Termasuk jika kelewat gembira atau terlampau sedih menyambut tahun yang bakal tiba.

5. INFEKSI MUSIM HUJANAkhir tahun ditandai dengan musim hujan. Ada jenis penyakit langganan musim hujan. Selain infeksi pencernaan, bibit penyakit, termasuk parasit cacing, terangkat dari dasar selokan, sungai, naik ke permukaan tanah dan mengendap di sekitar rumah.

Sampah yang basah oleh air hujan juga sumber penyakit. Sampah kulit buah-buahan yang melimpah di akhir tahun merupakan sumber penularan beberapa penyakit, seperti Hepatitis A, tifus, dan kolera. Maka, selama musim basah, hindari jenis makanan yang dingin. Pilihlah menu yang serba panas, seperti sup, soto, mi bakso, dan menu bukan siap saji.

Cara kita makan buah juga berpengaruh pada kemungkinan terserang infeksi pencernaan. Misalnya, kita mengupas duku langsung dengan jari, dan langsung memegang isi buahnya dengan jari yang sudah menyentuh kulit duku. Jika kulit duku tercemar bibit penyakit perut, maka kita akan menelan bibit penyakit itu bersama isi buah duku.

Akibatnya, pada musim duku, sering terjadi serangan mencret juga. Di sana mungkin sudah tercemari oleh virus Hepatitis A, jenis penyakit kuning yang lebih enteng dari Hepatitis B, kuman atau amoeba disentri, selain kuman tifus. Bisa jadi pada akhir tahun berisiko terserang jenis infeksi tersebut.

Jangan lupa serangan virus demam berdarah dengue (DHF) yang langganan berjangkit selama musim hujan. Kini, penyakit demam berdarah bukan hanya menyerang anak-anak, melainkan orang dewasa juga. Maka, semua perlu waspada jika di lingkungan tetangga ada yang terjangkit demam berdarah.

Serangan demam berdarah juga tidak khas. Dokter bisa terkecoh. Awalnya mungkin seperti flu biasa, sehingga jika tanda perdarahan tidak muncul, sukar membedakan awal demam berdarah dengan flu. Yang khas, mual-mual hebat, mungkin rasa nyeri berat di ulu hati. Kecurigaan demam berdarah menjadi bertambah jika ada tetangga yang terjangkit atau muncul tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah seperti bekas gigitan nyamuk terutama di pergelangan tangan atau siku, kulit memar, bercak kehitaman di kulit, gusi berdarah, mimisan, atau kencing berdarah.

Jika gejala dan tanda yang mencurigai itu muncul, segera minta pemeriksaan darah khusus demam berdarah, sambil langsung memberi minum seberapa bisa. Kalau ada, berikan oralit, atau larutan gula-garam.

Bahaya demam berdarah, tubuh bisa kehabisan cairan akibat kebocoran pembuluh darah di organ-organ dalaman yang tidak terlihat dari luar. Begitu hasil pemeriksaan darah positif demam berdarah, sebaiknya langsung masuk rumah sakit, agar bisa segera mendapat cairan infus.

Oleh: Hendrawan Nadesul (Dok. NOVA)