Kenapa bisa demikian? Menurut dr. Wahyadi Darmabrata, psikiater dari RS Dharma Jaya, Jakarta, tiap orang umumnya menyenangi pekerjaan yang bervariasi. "Dengan demikian, ada tantangan-tantangan yang menyenangkan. Seseorang yang menerima tantangan, akan mempersiapkan energi tambahan untuk menerima tantangan," jelasnya.
Sebaliknya, bila aktivitasnya tidak bervariasi dari hari ke hari, itu-itu saja, lama-lama rangsangan tidak ada. Akibatnya persiapan untuk menjawab rangsangan juga tidak ada. Orang itu menjadi kurang peka terhadap rangsangan, "Dan akhirnya kurang kreatif dan kelihatan seperti orang lelah."
Lebih jauh Wahyadi menjelaskan, seseorang tidak merasa lelah apabila pekerjaan itu dirasakan sebagai sesuatu yang menggembirakan dan menyenangkan. Kegembiraan ini menyebabkan kesetimbangan metabolisme hormonal dan saraf di dalam tubuhnya. "Kalau pun terjadi kelelahan fisik, namun secara psikis dia tidak akan terasa."
Kelelahan fisik juga tidak terasa apabila seseorang bisa meraih apa-apa yang sesuai dengan keinginan. "Sebab keinginan tadi akan menyebabkan kegembiraan meluap hingga tenaga dan pikir¬an yang telah dikeluarkan menjadi tidak terasa," urai Wahyadi.
Sebaliknya, bila kita sebetulnya segar, tapi merasa apa yang akan dicapainya sulit, "Secara psikologis dia mengerahkan tenaga lebih dari yang seharusnya. Dengan demikian kelelahan psikologik akan lebih cepat datang dan selanjutnya dirasakan sebagai kelelahan fisik juga."
Lelah psikis juga dapat timbul bila seseorang harus mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, sehingga sulit menentukan skala prioritas. Akibatnya, orang itu bekerja tidak dengan rasa gembira, dan merasa cepat lelah.
Bagaimana mengatasinya? Menurut Wahyadi, solusi yang paling enak adalah: kenali potensi dan minat. Dengan demikian kita akan bekerja atau bergaul dengan orang yang menyenangkan kita dan membangkitkan gairah kita. Namun hal ini tidak selalu diperoleh. Misalnya, saat ini tawaran pekerjaan seringkali tidak sesuai dengan minat. Akibatnya, kebosanan akan terjadi.
Tentunya kita tak lantas membiarkan diri dilanda kejenuhan. "Lakukan saja pekerjaan yang dituntut pada kita dengan baik. Tidak usah maksimal, tapi juga bukan minimal. Cukup yang optimal saja, asal jangan minimal."
Kalaupun berdampak lelah, Wahyadi menganjurkan perlunya melakukan aktivitas pengimbang di luar kerja. "Tekunilah suatu hobi atau kegiatan lain yang menyenangkan, hingga esok harinya bisa kembali segar saat bekerja."
Dengan begitu, lanjut Wahyadi, "Sesulit apa pun hidup ini, kita bisa tetap bahagia. Dan lewat pekerjaan yang tidak menyenangkan itu, kita masih bisa beramal. Sebab, apa, sih, yang kita cari kalau bukan
Tumpak/Dok. NOVA