SEL DARAH PUTIH Penyakit rematik sangat banyak jenisnya. Di antara berbagai jenis rematik, ada yang erat kaitannya dengan faktor genetik. Salah satunya adalah rematik genetik, seperti yang diderita putra Minati itu. Kelompok penyakit yang ditimbulkan oleh faktor genetik ini berhubungan dengan faktor imunogenetik yang disebut human leukocyte antigens (HLA).
HLA merupakan faktor genetik yang ada di dalam sel darah putih. Pada rematik genetik, terdapat HLA-B27. "Jika seseorang memiliki HLA-B27 dalam sel darah putihnya, maka ia memiliki kecenderungan untuk terserang rematik genetik, termasuk varian-variannya." Namun, belum tentu orang yang memiliki HLA-B27 langsung terkena rematik genetik. "Masih ada faktor lain yang disebut faktor pencetus tadi," jelas Harry.
Namun, kecenderungannya, orang dengan HLA-B27 lebih banyak yang terkena rematik genetik. "Penyebabnya masih belum diketahui, kenapa yang punya HLA-B27 ini terserang rematik genetik jenis ini," kata Harry. Itulah sebabnya, pengobatan menyeluruh penyakit ini belum dapat diberikan pada penderita.
Penyakit ini terdapat dalam darah, jadi dapat diturunkan orang tua pada anaknya. Jika darah orang tua mengandung HLA-B27, maka bisa jadi si anak pun akan terserang. Namun, tak semuanya. "Mungkin karena faktor genetik tertentu dalam diri tiap anak, sehingga tidak semuanya terkena penyakit ini."
HLA-B27 juga memiliki kelaziman yang berbeda pada tiap-tiap ras. Contohnya, bangsa Afrika, yang kelaziman HLA-B27-nya 0. Pada ras kulit putih seperti Kanada dan Amerika, kelaziman HLA-B27-nya 40-50 persen, dan pada ras Cina, kelazimannya 2-9 persen. "Jadi kelazimannya memang cenderung menyerang ras kulit putih (Kaukasia)."
Itulah sebabnya, di Indonesia, yang terkena penyakit ini kebanyakan keturunan kulit putih atau mereka yang berdarah campuran. Meski tak ada data pasti, di Indonesia, penyakit ini juga banyak menyerang keturunan Cina. "Orang keturunan Indonesia asli sendiri risiko terkena lebih rendah," jelas Harry.
FISIOTERAPI SETIAP HARI Untuk menyembuhkan rematik genetik, di samping pemberian obat penghilang rasa nyeri pada sendi, juga harus dilakukan fisioterapi setiap hari. Selain itu, saat bangun tidur, disarankan mengguyur tubuh dengan air hangat untuk melenturkan tubuh yang kaku. "Saya bantu ia meluruskan punggung, betis, dan latihan menggunakan tumitnya saat berjalan. Sekarang, sudah nggak terlalu jinjit lagi kalau berjalan. Tapi, seumur hidup ia harus latihan," ungkap Minati tentang putranya yang kini berusia 17 tahun.
Ya, sampai sekarang, memang belum ada pengobatan yang bisa 100 persen menyembuhkan penyakit ini. Begitu pun obat yang dapat menghentikan perjalanan penyakit ini, terutama jika mengenai sendi peripheral-nya. Obat yang ada hanya untuk menyembuhkan keluhan-keluhan nyeri pada sendi. Jadi, yang bisa dilakukan hanyalah menghentikan proses perjalanan penyakit untuk sementara. AS yang menyerang tulang belakang masih sangat sulit disembuhkan.
Program rehabilitasi atau fisioterapi juga sangat penting untuk mengatasi rematik genetik. Fisioterapi berguna menjaga postur tubuh dan mengurangi ketergantungan pada obat-obat penghilang rasa sakit. Bisa juga dilakukan pembedahan jika diperlukan. "Namun, langkah ini tetap tak bisa secara total mengembalikan tubuh ke postur semula."
Bestantia