Mengajar Empati Pada Balita? Harus!

By nova.id, Minggu, 31 Januari 2010 | 17:07 WIB
Mengajar Empati Pada Balita Harus! (nova.id)

Entah apa jadinya kita jika tak memiliki rasa empati. Rasa ini sebaiknya ditanamkan sejak dini. Termasuk untuk si balita kita. Ajarkan lewat contoh dan tindakan. Jika ia memukul kakaknya, misalnya, katakan, "Sakit, lo, kalau dipukul. Coba, deh, kalau Mama pegang kamu dengan lembut seperti ini, bagaimana rasanya? Enggak sakit, kan?" Dengan cara ini, secara langsung Anda memberi si kecil pengertian, memukul merupakan sikap yang tidak baik. Mau tahu cara lain mengajarkan empati pada anak balita? Kenali Aneka Perasaan Mulailah dengan mengatakan, "Adik baik sekali, deh," saat dia mencium jari Anda yang luka. Dia akan belajar dari reaksi Anda bahwa reaksi yang diberinya pada Anda diterima, dirasakan oleh Anda, dan ternyata reaksi tersebut merupakan sesuatu yang berarti. Dia juga perlu mengerti dan mengenal perasaan-perasaan negatif, seperti misalnya, "Kakak tahu, gak? Adek sedih, lo, kalau mainannya direbut dengan kasar. Menurut kamu, apa ya yang harus kamu lakukan supaya dia merasa lebih baik?" Gambarkan Setiap Minggu Tiap minggu, gambarkan perasaan yang dirasakannya dengan menempelkannya pada tempat yang dapat terlihat dengan mudah olehnya, seperti di kulkas. Anda dapat memberikan warna biru untuk perasaan sedih, merah untuk kejutan, merah muda untuk perasaan senang, dan hitam untuk perasaan marah. Bahas dengan si kecil setiap kali dia merasakan salah satu dari perasaan-perasaan yang Anda tempelkan di kulkas tersebut. Beri Pujian Bila anak berbuat baik kepada kakak, adik, atau temannya, berilah ia pujian. Katakan kepadanya, apa yang dilakukannya adalah benar dan lebih rinci lagi Anda dapat mengatakan: "Aduh, anak Mama baik sekali mau berbagi cokelat dengan adik. Kamu lihat, adik kamu senang sekali. Kamu lihat, kan, senyumnya? Itu artinya dia senang, karena kamu memberi sebagian cokelat kamu ke dia" Bicara Perasaan Minta anak mengungkapkan perasaannya, juga perasaan Anda. Buat dia mengerti bahwa Anda peduli dengan perasaannya dengan mendengarkan apa yang diceritakannya pada Anda. Tatap matanya pada saat dia berbicara dengan Anda dan berikan reaksi pada saat misalnya dia berteriak, "Horee !" dengan memberikan respons,"Aduh, kamu lagi senang, ya " Atau dapat juga Anda yang mengatakan kepadanya "Hari ini Mama sedih, deh, kamu pukul Mama begitu. Kalau kamu enggak suka pakai baju yang ini, kamu kasih tahu Mama, mau pakai baju yang mana". Dengan demikian dia akan belajar secara langsung bahwa tindakannya berpengaruh terhadap orang lain. Konsep ini dapat diserap langsung olehnya. Cara lain, katakan, "Hari ini Mama sedih, deh, belum terima kabar dari Nenek." atau "Kadang-kadang Mama suka kesal sama Papa, walaupun Mama sayang sama Papa." Dengan demikian dia akan belajar dan mengerti, orang dewasa pun mempunyai perasaan-perasaan, bahwa apa yang dirasakan oleh seseorang adalah wajar di dalam kehidupan, dan lalu belajar cara mengatasinya yang merupakan bagian terpenting dalam proses tumbuh dewasa. Perhatikan Kebiasaan Orang Lain Ajarkan anak untuk memerhatikan kebaikan yang dilakukan oleh orang lain. Anda dapat mengatakan, "Ingat tidak tadi, waktu kita belanja di supermarket. Itu, lo, ibu yang membantu kita mengambilkan kaleng susu kamu yang terjatuh? Dia baik sekali, ya. Dia membuat marah Mama jadi mereda, lo." Dengan demikian Anda membuat anak mengerti, sikap seseorang sangat berpengaruh secara emosi terhadap orang lain. Melalui buku cerita, Anda pun dapat memberikan pelajaran-pelajaran tersebut. Anda dapat bertanya kepada anak bagaimana perasaan si gadis kecil di dalam buku cerita tersebut pada waktu dia menyadari kucingnya hilang. Atau bisa juga Anda bertanya kepadanya, karakter yang bagaimana yang disukainya dari buku cerita yang Anda berdua baca dan apa alasannya. Pembicaraan ini akan membantu dia untuk belajar mengenai perasaan-perasaan orang lain dan lalu menghubungkannya dengan apa yang dialami olehnya sehari-hari. Ajarkan Isyarat Lisan Beberapa anak mempunyai hambatan untuk mengerti nada suara yang berbeda-beda. Anak Anda mungkin tidak menyadari bahwa adiknya merengek karena dia tidak senang kakaknya mengganggunya. Ajarkan anak untuk mengerti perasaan orang lain dengan nada suara yang dikeluarkan oleh orang tersebut. Anda dapat melakukannya dengan memberikan contoh-contoh suara, bagaimana kalau orang sedang marah, senang, dan sedih. Ajarkan Isyarat Non-lisan Di tempat bermain anak-anak atau di pusat perbelanjaan, cari tempat yang agak sepi, ajak anak untuk duduk bersama untuk mengamati orang-orang di sekitar. Minta ia menebak perasaan orang yang tengah Anda berdua perhatikan. Misalnya, "Kamu lihat, tidak, anak laki-laki di sebelah sana? Menurut Mama, dia gembira, dia tertawa karena dia senang bermain loncat-loncatan. Kalau anak yang di sebelah sini, kelihatannya dia sedih. Menurut kamu, kenapa, ya, dia sedih?" Dengan demikian Anda memotivasi anak untuk mempelajari perasaan orang lain. Tata Krama Tata krama yang baik merupakan cara nyata bagi anak untuk memperlihatkan kepeduliannya dan cara menghargai orang lain. Begitu dia sudah dapat berkomunikasi secara lisan, dia akan mulai mengatakan "Tolong" dan "Terima kasih". Jelaskan kepadanya bahwa Anda akan membantunya bila dia bersikap sopan dan bahwa Anda tidak suka bila dia bersikap memerintah. Biasakan untuk mengucapkan, "Bisa tolong " dan "Terima kasih" berulang kali agar dia terbiasa dengan kata-kata tersebut dan tahu kapan harus mengucapkannya, baik di rumah maupun di tempat umum. Jangan Gunakan Amarah untuk Mengendalikan Anak Walaupun sangat mudah bagi Anda untuk marah pada saat dia membuat adiknya menangis, coba untuk tidak memarahinya. Ajarkan dia dengan memberikan contoh karena hal ini lebih efektif. Jangan langsung katakan, "Mama betul-betul marah sama kamu". Biasanya anak-anak akan diam. Nah, daripada marah, lebih baik tenangkan diri Anda lalu katakan kepadanya dengan tegas, "Mama tahu kamu marah, tetapi tidak berarti kamu boleh memukul adik kamu. Kamu menyakitinya dan membuat dia sedih. Sekarang sebaiknya kamu minta maaf sama dia" Berikan Tugas Ringan Para ahli menyarankan agar anak-anak diajarkan tanggung jawab sejak dini agar mereka terbiasa dengan rasa peduli dan memperhatikan orang lain serta lingkungan sekitarnya. Anak-anak pra sekolah biasanya senang melakukan tugas-tugas ringan seperti memberi makanan pada binatang peliharaan. Nah, lewat kesukaaanya itu, Anda bisa mengajarkan empati. Terutama bila Anda memberi pujian atas hasil pekerjaan yang dilakukannya dengan baik dengan mengatakan, "Lihat, deh, si Bleki, dia mengibas-ibaskan ekornya. Itu tandanya dia senang karena kamu memberinya makan. Dia betul-betul senang." Beri Contoh Nyata Berbuat baik dan bersikap dermawan merupakan cara yang terbaik untuk mengajarkan empati pada anak Anda. Bawa serta anak pada saat menjenguk tetangga yang sakit atau pada saat mengirim sembako ke rumah yatim piatu. Minta dia untuk membantu pada saat Anda mempersiapkan barang-barang tersebut. Jelaskan kepada dia, betapa banyak orang-orang yang tidak mampu, yang tidak mempunyai orang tua yang memerlukan bantuan orang lain dan bila kita mampu sudah selayaknya membantu mereka. Anak Lelaki & Perempuan Biasakan dan ajarkan sikap empati baik pada anak laki maupun pada anak perempuan. Tidak berarti hanya anak perempuan saja yang diharapkan untuk dapat bersikap empati.

Dok. Nova