Punya pacar yang sifatnya pemberang tak perlu membuat Anda terburu-buru mengambil langkah seribu meninggalkannya. Karena ternyata si pemberang umumnya merupakan kekasih romantis yang setia. Kalau Anda mau berusaha, ada, kok, trik khusus hidup Anda dengan si pemberang, mulus-mulus saja. Tetapi jangan coba mengubahnya, lo. Tak akan ada hasilnya. Nah, simak trik Rieny F.L. Kusien berikut ini."Bagaimana ya, Yun kalau aku pergi dengannya, ada saja orang lain yang dimakiknya. Entah itu tukang parkir yang tidak cekatan, orang yang menyelak antrean karcis di bioskop, ataupun pengemudi yang menyalip di jalan. Aku sampai malu dibuatnya. Tetapi, untuk berpisah pun aku tidak mau, karena di luar kebiasaannya sebenarnya ia kekasih yang setia dan pecinta yang romantis, lo, Yun. Aku harus apa dong?Itulah curahan hati Yossi kepada Yuyun sahabatnya, tentang kekasihnya yang ia nilai cepat naik darah dan senang memaki orang. Repotnya, kekasih yang pemberang juga romantis dan memenuhi kriteria pria idaman.Sebenarnya, bukan hanya dalam hubungan dalam artian pacaran saja, si pemberang ini membuat kita sakit kepala, terkadang teman kita pun bisa memiliki ciri-ciri ini, sementara secara keseluruhan kita, toh, masih bisa mengannggapnya teman.Nita, misalnya pernah menkadi sangat kebingungan ketika Hari, sahabatnya sejak SMP diketahui mendamprat pacaranya setelah Nita bercerita betapa sakit hatinya mendapati sang pacar berkencan dengan wanita lain. Hari akan bersikal begitu melindunginya. Sayangnya, rasa sayangnya itu dinyatakan dalam bentuk yang membuat kekasih Nita merasa tidak dihargai dan malah berbalik menuduh Nita sudah mengkhianatinya dengan menceritakan hal-hal yang bersifat pribadi pada seorang pria lain! Tentu saja, cerita ini berakhir runyam.Lalu pertanyaannya, apakah kita bisa hidup berdampingan secara nyaman dengan orang sejenis ini? Apakah kita bisa melanjutkan pertemanan denga orang-orang seperti ini?
SIAPA DIA?Jangan heran kalau ada pria sejenis ini, cepat naik darah, gemar mengeluarkan kata-kata kasar, dan biasanya tidak terhambat untuk mengeksresikan diri melalui kata-kata yang untuk telinga kebanyakan kita, agakmengerikan kedengarannya.Bila ditilik lebih lanjut, tampak bahwa masalah utama dengan si pemberang adalah rendahnya toleransi yang ia miliki terhadap hal-hal yang terjadi di luar dirinya. Sebagai individu ia memiliki ukuran-ukuran (standar) tersendiri, yang ia yakini sebagai sesuatu yang paling tepat untuk suatu masalah. Sehingga ketika ia menemukan adanya ketidaksesuaian dengan apa yang ia yakini tadi, muncullah perilaku berangnya.Dipadu dengan kendali diri yang biasanya juga belum berkembang secara optimal, mennjadikan ia lebih benyak bereaksi secara emosional ketimbang berpikir panjang sebelum bertindak dan inilah yang untuk orang-orang yang berada di sekelilingnya lalu bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman. Walaupun seringkali bukan kita menjadi "sasarannya" dari rasa marah atau kekesalan mereka.
Tetapi, mengapa si pemberang juga bisa menjadi teman yang sangat peduli pada kita. Dan kalau ia kekasih kita, terasa sekali betapa intensnya perhatian dan kasih sayang pada kita?Tak lain, karena seperti kita juga ekspresi kemarahan dan ketidaksenangannya yang seakan tak terhambat, demikian pulalah ekspresi rasa senang maupun rasa cintanya kepada seseorang! Ia sukar bertindak setengah-setengah, apalagi berpura-pura tentang perasaannya, karena ia sendiri paling tidak senang bila ada orang yang mengekspresikan perasaan secara tidak jujur padanya.
KITA ADA, KARENA ORANG LAIN JUGA ADAInilah masalah utama dengan si pemberang. Kadang atau mlaah orang-orang di lingkungan tempat kita hiduplah yang membuat kemanusiaan kita muncul. Manakala kita hidup seorang diri di tengah hutan, bukankah kita lalu hanya menjadi makhluk hidup belaka? Ciri-ciri yang memanusiakan kita, tidak dapat kita munculkan di dalam kondisi seperti ini, sehingga kita sama saja seperti makhluk hidup lain yang ada di hutan tadi.Untuk membuat keberadaan bersama-sama orang lain terasa nyaman, si pemberang lebih sering hanya berpikir dan bertindak dengan apa yang ia yakini sebagai benar saja dengan kurang memperhatikan orang lain selalu bisa berbeda pendapat, keinginan, dan harapan dengan dirinya.Adalah kesalahan besar bila dalam upaya mempertahankan kelangsungan dengannya, kita bercita-cita untuk mengubahnya. Dalam banyak hal, kita tidak bisa mengubah lingkungan karena lingkungan tidak sepenuhnya berada di dalam kendali kita. Demikian pula halnya dengan si pemberang ini. Kalau kita memutuskan untuk tetap bergaul dengannya, hal utama yang harus kita lupakan adalah keinginan kita untuk mengubah dirinya.
Dok. NOVA