Lebih Tua, Lebih Bergairah? (2)

By nova.id, Sabtu, 26 Desember 2009 | 19:38 WIB
Lebih Tua Lebih Bergairah 2 (nova.id)

SEPERTI GURUSelain itu bukan tidak mungkin pula para pria berumur ini lebih banyak makan asam garam dalam soal yang satu ini ketimbang yang lebih muda usianya. Bentuk perhatian para pria berumur ini pada wanita pun konon sering tak tanggung-tanggung. Hal semacam ini yang diakui banyak wanita hingga boleh dibilang merupakan "keuntungan" menjalin cinta dengan pria berumur. Karena agaknya pada pria ini lebih mampu membaca kebutuhan kekasihnya. Dan mereka pun lebih rela menyediakan waktu bagi pemanasan serta pendinginan yang kerap dianggap remeh pria muda. Jadi, tidak asal main tembak saja.

Di sinilah konon letak nilai plus pria berumur. Pokoknya, mereka selalu berusaha memberi perhatian istimewa pada kekasihnya. Semisal tetap memeluk pasangannya dan tidak langsung tertidur pulas. Bahkan mereka pun konon tahu persis kapan kekasihnya menginginkan orgasme berulang.Selain itu, paria tua umumnya kaya akan pengalaman seksual hingga mereka kerap berperan sebagai "guru". Di satu pihak, memainkan peran ini dapat mempertinggi rasa percaya diri si pria. Sekaligus memperluas cakrawala tentang seks pada sang kekasih yang memang masih hijau.

PANGKAT & HARTASegudang pengalaman, kemahiran "membaca" kebutuhan kekasih dan kesabaran seksual tak dapat disangkal merupakan daya tarik bagi para wanita muda. Kendati pangkat, kedudukan dan kekayaan seorang pria berumur mau tidak mau juga mendapat tempat tersendiri di kalangan wanita. Apalagi bagi wanita yang dasar hatinya memang dibayangi keinginan untuk hidup senang, banyak uang tanpa perlu berusah payah. Keinginan pintas semacam ini biasanya memang amat sulit terpenuhi jika yang bersangkutan "hanya" menemukan pria sederhana.

Sementara pria berumur kondisi ekonominya bisa dipastikan sudah mapan ketimbang pria muda yang baru menapaki jejak kesuksesan. Irene, gadis belia lain menuturkan pengalamannya berkencan dengan pria berumur. "Saya merasa betul-betul dimanjakan dengan segala kemewahan yang belum pernah saya rasakan selama ini. Ternyata amat menyenangkan diperlakukan bak tuan putri."

Bayangkan saja, selanjutnya, "Diantar-jemput menggunakan limosin, ditraktir di hotel-hotel mewah dan diajak pasiar ke mana saja saya suka. Pokoknya menyenangkan deh!" di ranjang pun, akunya, Toni tak kalah istimewa dengan beberapa anak muda yang pernah menjadi kekasihnya. "Percaya diri, penuh pesona tanpa kikuk sedikit pun," puji Irene pula.

Namun bagi banyak wanita, intelektualitas tak jarang menjadi daya pikat. Tingkat intelektualitas ini, jelas ahli, mencangkup kematangan pribadi seseorang yang membuat orang lain manaruh respek. Dan umumnya kaum wanitalah yang mengidamkan kehadiran seseorang yang pantas dikaguminya. Kedekatan dengan mereka yang dikaguminya membuat wanita merasa nyaman dan terlindungi. Karena wanita terbukti butuh waktu relatif lebih lama untuk menjalin kasih sayang dan pengertian sebelum ia betul-betul merasa jatuh cinta. Sebaliknya, pria bisa saja tertarik sekaligus terpuaskan oleh orang yang tak seberapa dikenalnya.

KESEGARANHanya saja ada beberapa masalah yang sering dihadapi para pria yang tengah merasakan diancam ketuaan. Pertama, kekhawatiran dan ketakutan yang tidak pada tempatnya itu malah bisa menjadi kenyataan. Jadi, jelas sangat merugikan. Kehadiran wanita yang hangat penuh pengertian dan siap memberikan dukungan akan sangat membantu dalam mengatasi hal ini. Cemoohan dan ketidakpedulian hanya akan memperparah keadaan. Si Pria jadi semakin tergelam dalam merasa dirinya benar-benar telah tak berdaya. Sedangkan wanita yang memenuhi kriteria ini setikdanya bukan tipe setengah tua yang sudah disibuki segala tetek bengek urusan rumah tangga.

Namun dengan cinta antara pria dengan wanita yang lebih tua jarang sekali terjadi. Bisa jadi lantaran wanita sudah terkondisi sedemikian rupa untuk hanya tertarik pada pria yang serba lebih. Terutama lebih tua, lebih mapan, lebih tinggi kedudukan sosial dan ekonominya.

Selain kenyataan masyarakat lebih menawarkan kesempatan pada pria untuk memilih pasangan hidupnya. Hingga mereka lebih memiliki peluang berperan sebagai pengambil inisiatif. Tentu saja dengan hak istimewa tersebut mereka cenderung memilih wanita yang lebih muda. Karena secara alamiah wanita menjalani proses kematangan yang lebih cepat.Dengan dasar pemikiran demikian, ia berharap si wanita akan menganugerahkan kesegaran baginya yang tengah dimakan usia. Selain asumsi bahwa orang lain akan menilainya sebagai lelaki hebat penuh gairah jika ia memperistri wanita yang pantas jadi anaknya. Sama sekali tak loyo meski semakin tua.

RISIKOSayangnya asumsi-asumsi semacam ini masih saja terus terserat di saat para pria sudah berumah tangga. Bahwa wanita muda dapat menjadi sumber "insprirasi" bisa disalahtafsirkan para pria genit yang sekadar ingin bernostalgia. Belum lagi oleh para eksekutif yang berpedoman aji mumpung. Semisal mumpung keuangan memungkinkan atau ditawari "guling" selagi dinas ke luar kota jauh dari anak istri. Hingga muncul bahaya afair yang seharusnya tidak perlu terjadi. Akibatnya lagi-lagi wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga yang terpaksa memikul beban berat.

Celakanya, tak sedikit hubungan muda dengan pria berumur cenderung merupakan hubungan di luar nikah. Karena kelompok pria ini biasanya telah bercerai namun enggan membina perkawinan dari nol. Mereka dibayangi ketakutan tentang kegagalan yang menyakitkan. Sedangkan si wanita biasanya juga enggan melibatkan diri dalam ikatan perkawinan. Semata-mata lantaran tak ingin dibebani tanggung jawab di saat muda usia.

"Tadinya saya memang cuma iseng saja kok. Ingin menikmati kebebasan dan kesenangan bersamanya. Tapi ternyata saya tak bisa menyangkal telah jatuh cinta padanya. Di lain pihak saya sadar sepenuhnya jika memutuskan kawin dengannya, berarti ada yang mulai membatasi kehidupan saya seperti yang disimbolkan dengan cincin kawin. Dan bukan hanya itu, dalam bayangan saya kawin identik dengan banyak anak di rumah," aku Jane panjang lebar.

Pada dasarnya mereka memang belum siap dibebani kerepotan mengurus keluarga dan rumah tangga. Sementara kalupun sudah memiliki anak seperti yang dialami para janda muda, mereka akan berpikir seribu kali jika anak-anaknya memiliki bapak yang lebih pantas jadi kakeknya! Risikonya berkencan dengan pria berumur memang cukup suram. Namun jika Anda berani memulainya, komentar ahli, Anda toh wajib menghadapinya. Sesuram apa pun bentuk kenyataan tersebut. Terutama kenyataan pahit yang ada kaitannya dengan penyakit dan kematian.

Dok. NOVA