SEDIAKAN WAKTU KHUSUSProblem-problem pokok dari kehidupan seks pasangan suami-istri seperti itu, adalah akibat kelewat lelah bekerja, mereka sudah kehabisan tenaga dan enerji lagi untuk ngobrol, bercengkrama, apalgi bermesraan serta berhubungan seks. Yang terjadi kemudian, "Dari luar sih, tampaknya perkawinan mereka sungguh ideal. Punya rumah bagus, uang bayar mobil, dan lainnya. Tetapi sesungguhnya hubungan mereka mulai keropos."
Tak sedikit pasangan muda mendatangi penasihat perkawinan juga ahli kandungan. "Kenapa ya, Dok, kok, kami belum dikarunia anak juga. Padahal kami sudah tiga tahun menikah," keluh sang istri. Atau keluhan, "saya heran, kok sekarang kami rasanya jadi jauh dan asing sama lain. Apa ya, yang salah pada kami?"
Ya, bagaimana mau hamil atau tidak merasa asing, jika suami-istri krang ngobrol atau berintim-intim. Kalaupun berhubungan, masing-masing sudah dalam keadaan lelah. Ini tentu saja mempengaruhi proses terjadinya kehamilan.
Lalu, langkah macam apa yang sebaiknya ditempuh pasangan suami-istri agar tak terjebak lalu terperosok dalam masalah ini? "Hiduplah lebih santai untuk menghindari neraka di mamar tidur. Seks, seperti halnya berjalan dan bernafas, harus terjadi secara otomatis, tanpa dipikir."
Pria yang cenderung menjadi tak bergairah saking lelahnya, sebetulnya dapat dibantu oleh istrinya. "Misalnya saja, si istri yang mengambil inisiatif tanpa harus memaksa suaminya." Cara lain, pasangan macam ini harus menyediakan waktu khusus. Tiap akhir pekan contohnya.
Soalnya, kata ahli," Orang yang ambisius mengejar karier, hidupnya seperti diburu waktu. Di hari Sabtu, misalnya, ia masih memikirkan masalah-masalah yang terjadi di hari Jumat. Sementara hari Minggu, sudah memusingkan apa yang bakal terjadi hari Senin. Nah, dengan menyediakan waktu khusus di tiap akhir pekan dan konsekuen melupakan seluruh urusan kantor, pikiran-pikiran yang membelenggu sepert itu, bisa disingkirkan."
Dan yang perlu diingat, jika menghadapi masalah seperti itu. "Jangan salah tanggap. Hal ini tidak berkaitan dengan fisik, melainkan psikis." Data dari sebuah pusat pengendalian stres di Inggris menunjukkan, mereka yang bersikap kelam, adem, dan umumnya memusingkan ambisi. "Mereka yang bekerja keras dalam mengejar ambisilah, yang lebih sering kena stres secara kronis. Dan stres dialami oleh pekerja/karyawan dari tingkat mana pun. "Entah dia pimpinan, kepala bagian, atau karyawan biasa."
TANDA BAHAYAJadi para suami-istri yang bekerja, hati-hati dan bijaksanalah dalam bersikap. Waspadai pula tanda-tanda yang muncul. Antara lain, jadi kendati terhadap masalah kecil, sulit tidur tapi bangun kelewat pagi, gampang naik darah pada pasangan, tak punya banyak waktu untuk saling bercerita serta bercengkrama sehingga tiba-tiba merasa asing terhadap pasangan, dan menurunya gairah atau minat pada seks.
"Di tahap-tahap seperti ini, suami-istri sudah harus bertindak. Banyak berolahraga, merupakan salah satu jalan keluar yang bisa ditempuh. Di tempat kerja, jangan gunakan waktu makan siang untuk bekerja. Luangkan waktu untuk menyalurkan hobi dan sediakan waktu untuk bersosialisai dengan orang-orang yang tak ada hubungannya dengan pekerja. "Rileks sedikitlah," saran para ahli. Ya, buat apa sih, menimbun harta tapi hidup tak bahagia?
Dok. NOVA