Siap Menempuh Bahtera Rumah Tangga (1)

By nova.id, Kamis, 17 Desember 2009 | 17:49 WIB
Siap Menempuh Bahtera Rumah Tangga 1 (nova.id)

Siap Menempuh Bahtera Rumah Tangga 1 (nova.id)

"Foto: Dok. NOVA "

Anggaplah perkawinan sebagai satu perjalanan, tapi yang ini berupa perjalanan yang berlangsung seumur hidup. Untuk itu, bersiap-siaplah layaknya anda siap-siap waktu mau mengadakan perjalanan jauh. Segalanya jadi lebih mudah, kan, jika lebih dulu di persiapkan ?

Sebenarnya dasar-dasar pemikiran perkawinan cukup mudah, kok. Yaitu berbagi pandangan tentang keluarga, basis ekonomi, dan seabreg humor. Tentu saja anda juga akan memerlukan seksualitas, spiritual, dan moral. Juga satu hal yang tak bakal lupa dibawa sebanyak mungkin adalah cinta kasih supaya "tak kehabisan bensin" di tengah jalan.

Baru sesudah itu, diperlukan sejumlah kiat agar anda dan suami sama-sama kuat dan pandai dalam menghadapi masa-masa krisis, yang pasti ada di setiap perkawinan.

Nah, setelah daftar keperluan sudah ada, kini anda bisa berkemas dengan dua cara yang bijaksana:membawa kedua sifat dan kepribadian masing-masing untuk mempertahankan bahtera perkawinan jika di hantam badai konflik dan juga sikap yang dapat membuat perjalanan perkawinan tetap menarik.

SIAPKAN DAFTARKetika muncul konflik, kedua belah pihaak biasanya cendrung emosional, disaat justru harusnya berfikir rasional. Nah,kalau ingin berkemas dengan tepat, berarti juga harus membawa tiga sikap yang mempermudah diskusi tiap kali ada konflik.Yang pertama adalah pertemuan dengan pasangan. Bukan sekedar bertemu sebentar di meja makan, lo. Tapi lebih mirip meeting sungguhan. Lakukan secara teratur sehingga bisa dimanfaatkan sebagai alternatif mencari solusi. Yang penting, anda dan suami dapat membahas segala permasalahan keluarga, tanpa diganggu anak-anak, televisi, dan lain-lain.

Pembicaraan santai serupa biasanya sangat manjur untuk menyelesaikan segala problem karena dapat menghilangkan suasana emosinal. Debat kusir percuma pun dapat dihindari. Tak berarti tiap kali pertemuan, harus selalu ada masalah baru untuk dibahas, tapi bisa juga berupa ngobrol biasa, atau melanjutkan bahasan pertemuan sebelumnya.

Acara rutin begini dapat membuat anda sadar, betapa sebenarnya anda berdua tengah mengolah sebuah"perusahaan" yang sangat rumit. Sayangnya, inilah kenyataan yang sering terluput dari perhatian karena kesibukan sehari-hari.

Yang kedua adalah gaya atau cara berkomunikasi. Bagaimana cara anda membahas masah-masalah perkawinan, terkadang jauh lebih penting dari apa yang anda ucapkan. Contohnya gantilah kata"kamu" dengan"saya", untuk menghindari kalimat yang seolah bermaksud sekadar mencari kambing hitam.

"Saya jadi kawatir kalau kamu pulang terlambat dan tidak telepon kerumah". Itu, kan, kedengarannya lebih enak dari pada kalimat tajam semisal, "kamu, kok, nggak tanggung jawab, sih ?. Kalau telat pulang, telepon, dong !"

Akhirnya, cobalah juga untuk menciptakan atmosfir fisik dan verbal yang sehat. Artinya, jangan sampai pernah ada bentuk pelecehan diantara anda. Baik yang langsung secara fisik maupun verbal yang berupa kata-kata menusuk. Coba, deh, renungkan, pernahkah satu masalah benar-benar tuntas dengan cara memecahkan perabot rumah ?

Nah, dengan mencoba trik di atas, dijamin bahtera perkawinan anda siap melewati badai yang seperti apa pun.

Dok. NOVA