Jika Istri Kena Kanker Payudara (1)

By nova.id, Senin, 2 November 2009 | 17:09 WIB
Jika Istri Kena Kanker Payudara 1 (nova.id)

Jika Istri Kena Kanker Payudara 1 (nova.id)

"Diperagakan oleh model (Foto: Romy Palar) "

Fase kejiwaan seseorang yang mengalami penyakit berat, termasuk kanker payudara, bertahap. Yang pertama adalah fase denial (penyangkalan). "Masak, sih, saya sakit?" Penderita akan percaya tidak percaya. Setelah itu ia masuk fase marah. Marah kepada Tuhan (Kok saya kena penyakit ini?), marah kepada diri sendiri (Memangnya saya salah apa?).

Fase ketiga adalah fase bargaining atau tawar menawar. Artinya, ada satu saat penderita sudah bisa menerima bahwa dia kena kanker payudara, tapi beberapa saat kemudian (bisa 5 menit, satu jam, atau sehari kemudian) ia kembali menyangkal.

Berikutnya penderita akan sampai pada fase depresi. Di fase ini penderita merasa sedih. "Ya, sudahlah, memang sudah nasib saya kena kanker, berarti sudah tidak ada harapan lagi." Setelah depresi, barulah ia masuk fase acceptance. "Di fase ini, penderita sudah bisa menerima kondisi yang ia alami," lanjut dokter yang juga praktik di Sahid Sahirman Memorial Hospital, Jakarta ini. Namun, meski sudah sampai fase acceptance, tak sedikit penderita yang tiba-tiba kembali lagi ke fase awal. Pemicunya bermacam-macam, dari kondisi tubuh yang tiba-tiba menurun, melihat atau membaca berita di media, melihat saudaranya sakit, dan sebagainya.

Siklus atau fase kejiwaan ini lamanya berbeda-beda pada masing-masing orang. Ada penderita yang fase denial-nya memakan waktu cuma beberapa menit, berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan, "Tergantung kepribadian dan kematangan, pengetahuan tentang penyakit tersebut, dan yang tak kalah penting suport dari keluarga dekat."

Hasto Prianggoro