Kapan Pria Menyeleweng & Kapan Setia? (2)

By nova.id, Rabu, 24 Juni 2009 | 23:37 WIB
Kapan Pria Menyeleweng Kapan Setia 2 (nova.id)

Berikut ini enam situasi yang paling berbahaya: 1) Kehidupan seks yang tidak lagi bergairah Hanya karena kehidupan perkawinan Anda tidak lagi bergairah tidak berarti suami anda berhak untuk berselingkuh. Tetapi kenyataannya pria lebih tergoda untuk mencari seseorang untuk berhubungan seks bila hubungan seks dengan pasangannya mulai hambar. Walau Anda merasa kehidupan percintaan Anda baik-baik saja, tidak demikian halnya dengan pria. Banyak pria yang menganggap seks merupakan cara untuk menyatukan hubungan dengan istrinya. Jadi seorang suami dapat merasa ditolak oleh istrinya dan merasa istrinya memberikan izin sepenuhnya kepadanya untuk berselingkuh. Tetap saja seorang pria yang tadinya tidak terpikir untuk berselingkuh tetapi bila kesempatan itu datang begitu saja, sangat sulit bagi pria untuk mengatakan tidak. Dan sesudah itu, biasanya mereka memutuskan untuk bertemu lagi dengan wanita tersebut karena gairah seks yang hebat dari wanita tersebut. Contoh kasus: Santi, 31 th, mengaku pernah berkencan dengan pria menikah beberapa tahun yang lalu mengatakan bahwa istri pria tersebut tidak berminat lagi melakukan hubungan seks, demikian juga suaminya. Yang betul adalah menurut Santi, pria tersebut sebetulnya mencintai istrinya dan bila tidak ada sesuatu yang salah yang terjadi di tempat tidur mungkin pria tersebut tidak akan berselingkuh. 2) Istri baru melahirkan Seks dapat menghasilkan bayi tetapi tidak sebaliknya. Sangat sulit bagi ibu baru untuk bergairah melakukan hubungan seks sesudah seharian lelah mengurus bayi serta pengaruh hormon sesudah melahirkan membuat libido semakin menurun. Waktu sang istri tercurah penuh pada tugas barunya sehingga sulit baginya untuk memberikan perhatian kepada pasangannya seperti perhatian yang biasa dia berikan sebelum melahirkan. Posisi ayah baru tergeser dengan kehadiran sang bayi, dan sang suami merasa tersisihkan dan merasa tidak diperhatikan. Kadang-kadang dengan kehadiran bayi justru membuat sang pria bertingkah laku seperti anak kecil. Pria menjadi prihatin dengan otonomi mereka. Ada yang enggan mengemban tanggung jawab terhadap anak-anak sehingga membuat mereka berselingkuh dengan wanita lajang untuk membuktikan bahwa mereka bebas melakukan apa yang mereka inginkan.

3) Memasuki usia setengah abad Pria tidak bahagia menghadapi kenyataan bahwa sekarang usianya sudah mencapai paruh baya. Pada saat memasuki usia yang ke empat puluh saja pria sudah merasakan betapa beratnya. Dan pria yang tidak dapat menerima kenyataan bahwa rambutnya sudah mulai berubah warnanya, mulai melirik wanita lain agar mereka merasa masih menarik dan berguna. Untuk pria sejenis ini, perselingkuhan lebih berhubungan dengan masalah pribadi bukan pada masalah hubungan antara kedua pasangan. Pria pada tahapan ini bisa jadi mencoba untuk menangkap kembali masa mudanya dengan melakukan sesuatu yang lebih mengasyikkan dan menggairahkan seperti naik sepeda motor atau berhubungan dengan seseorang tanpa harus mempunyai tanggung jawab, seseorang yang dapat membantunya melupakan proses menuanya. Pada taraf ini pria juga lebih tertarik pada mantan pacar atau kenalan lama. Pada usia paruh baya berusaha keras untuk membuktikan bahwa mereka masih bergairah, masih mampu bersaing dan salah satu cara untuk membuktikannya adalah dengan menaklukkan wanita. Pada usia ini, pria merasa terperangkap dengan usianya. Bila dia tidak berhasil dengan pekerjaannya atau dalam hal lain, dia akan membuktikan keberhasilannya dalam perselingkuhan. 4) Pengaruh teman Kadang-kadang perselingkuhan merupakan masalah: suami-melihat, suami-melakukan. Sesama pria sering berbagi pengalaman dan mendengar sahabatnya berselingkuh membuat dia penasaran ingin membuktikan bahwa diapun dapat melakukan hal yang sama. Teman yang berselingkuh menciptakan lingkungan yang menganggap perselingkuhan itu wajar. Salah satu hal yang membuat pria berhenti berselingkuh adalah bahwa mereka kehilangan waktu berkumpul diantara sesama pria untuk saling bercerita dan bertukar pengalaman. Mendengar perselingkuhan yang dilakukan oleh temannya membuat dia sadar akan masalah dalam perkawinannya yang tadinya diabaikannya. Atau dia mulai melihat kekurangan dalam perkawinannya dan memanfaatkannya sebagai cara untuk berselingkuh. 5) Baru mendapat promosi Keberhasilan dalam pekerjaan membuat pria merasa berhak untuk menyenangkan dirinya sendiri atas jerih payah yang sudah dilakukannya. Sudah pasti kesempatan untuk tidak setia meningkat sesuai dengan status profesi dan keuangan. Tanpa harus bersusah payah, wanita datang sendiri kepada para pria yang sukses ini untuk menyodorkan diri mereka. Bila berselingkuh, para suami mencari wanita yang lebih muda atau sangat menarik sebagai lambang kesuksesan. Seringkali pria yang sukses memilih wanita yang kurang punya pengaruh dari dirinya atau wanita yang tidak terlalu dekat dengan mereka secara emosional. Biasanya pria sukses lebih senang berselingkuh dengan tipe wanita yang tidak mungkin mereka nikahi. Ironisnya begitu seks terlibat biasanya pria kehilangan batasan akan superioritasnya; mereka merasa mereka menguasai wanita padahal pada kenyataannya merekalah yang dikuasai oleh para wanita tersebut. 6) Bermasalah dalam kariernya Bila suami tertekan oleh atasannya atau bila dia takut akan dipecat, membuat dia kehilangan rasa percaya diri dan menimbulkan rasa putus asa. Hal ini membuat dia mencari seseorang untuk menutupi rasa takutnya sehingga membuat dia berselingkuh karena dia tidak berani menceritakan permasalahannya dengan istrinya. Walaupun istrinya merupakan seorang wanita yang bijaksana, tetap saja dia berselingkuh untuk menutupi kelemahannya. Dengan berselingkuh dia melarikan diri dari kenyataan. Dengan wanita idaman lain yang tidak mengetahui permasalahan yang dibebaninya dia dapat memerankan dirinya sebagai orang lain, bukan sebagai pria yang harus bertanggung jawab terhadap keluarganya.Dok. Nova