5 Bibit Perselingkuhan

By nova.id, Senin, 25 Mei 2009 | 05:09 WIB
5 Bibit Perselingkuhan (nova.id)

Apa yang terpikir begitu Anda mencium gelagat pasangan berselingkuh? Ingin menurunkan berat badan dan berganti gaya dandanan? Atau menghujaninya dengan macam-macam hadiah mahal serta perhatian ekstra agar pasangan menyadari betapa berharganya dia bagi Anda? Kalau ini yang Anda pikirkan, ternyata Anda salah! Minimal, itulah pendapat seorang konsultan perkawinan. Kebanyakan, katanya, orang berasumsi bahwa pasangan pasti jatuh cinta dengan yang lebih menarik, seksi, atau kaya dibandingkan pasangannya. Padahal, umumnya lelaki berselingkuh dengan wanita yang tipenya "lebih sibuk dan lebih punya tujuan hidup''. Oleh sebab itu, mereka terlihat lebih menarik dibanding pasangan hidupnya. Ada pula penasihat perkawinan yang mengingatkan, ''Anda harus membuat pasangan selalu ingat, betapa beruntungnya mereka memiliki Anda.'' Diingatkannya pula, pendapat bahwa wanita harus mengabdikan hidupnya untuk laki-laki adalah salah. Yang benar adalah mendukung, bukan lebur dalam melayani seluruh kebutuhan suami. Ibaratnya, kalau laki-laki hendak berpergian, kita bantu mengemas koper. Sikap yang saling menghormati adalah imunisasi ampuh dalam hubungan suami-istri. Yang jelas, penelitian menunjukkan, umumnya suami berselingkuh hanya karena alasan ini: bosan pada pasangan! Mau tahu apa saja hal-hal potensial yang menyebabkan pasangan berselingkuh? 1. SALING CUEK Konsep "menerima apa adanya" adalah mitos. Perkawinan masih terbilang sehat bila masing-masing pasangan rela dikritik. Jangan punya pikiran untuk membiarkan pasangan bebas melakukan apa saja kesenangannya. Misalnya, sang istri seharian ''kelinteran'' di ruang duduk dan nonton teve dengan jubah kamar mandi. Yang bijaksana, tanyakan mengapa dia bersikap seperti itu. Jangan-jangan dia sedang depresi, kurang enak badan, atau kelewat malas. Kalau Anda hanya diam saja, sang istri bisa merasa tidak dipedulikan lagi. 2. SALING ''MEMAKAN'' MINAT DAN HOBI Perkawinan tidak harus "menyatukan" semua minat, hobi, dan kawan. Kalau suami dan istri melakukan hampir segala hal bersama-sama, berarti ada yang salah. Artinya, kalau suami suka main golf, biar ia melakukan itu. Jangan "memakan" hobinya dan mengubahnya harus menjadi senang main tenis hanya karena Anda senang main tenis. Ingat, "memberangus" ruang pribadinya akan memantik kebencian pada pasangan! Artinya, terlalu masuk dalam kehidupan pasangan dan ingin tahu kegiatannya sampai ke detail-detailnya, akan membuat pasangan merasa terintimidasi. 3. MELEBURKAN DIRI DEMI SUAMI Ada cerita klasik tentang orang bernama Bernard, ahli bedah jantung, dan istrinya, Stacy. Stacy mengabdikan total hidupnya untuk Bernard. Ia mendorong suaminya masuk sekolah kedokteran. Dia menjadi ibu rumah tangga, masak, dan mengurus anak-anak. Ia juga tak pernah lupa melengkapi minuman suaminya dengan es batu berbentuk hati. Namun, toh, Bernard akhirnya kabur juga dengan perempuan lain, seorang fotografer nyentrik yang usianya dua tahun lebih tua darinya. Mereka bertemu saat rebutan taksi. Mengapa Bernard justru takluk pada fotografer itu? Jawabannya, karena ia lebih menarik. "Pengabdian total terasa membosankan, kata ahli, "karena sama saja seperti menyewa pembantu dan tukang masak." Berbeda sekali nilai antara memotivasi suami dan melayani suami. Kegagalan meningkatkan kemampuan diri, membuat Stacy kehilangan Bernard. "Jadi, penting bagi Anda untuk tetap memiliki kehidupan sendiri. Maka, sebaiknya, seorang istri memiliki posisi tawar. Tunjukkan kemampuan mandiri dan bisa mencari uang sendiri. Dengan begitu, pasangan Anda akan bersikap hati-hati dengan Anda." 4. PUSAT PERHATIAN HANYA PADA ANAK Seorang ibu seringkali tergoda untuk menganggap anak adalah segala-galanya. Jangan! Mengurus anak, mengantarnya latihan sepak bola, menari, dan antar-jemput pesta, menjadi ancaman bagi keintiman suami-istri. "Meski punya balita sekali pun, pasangan harus punya waktu untuk berduaan." Berjanjilah Anda hanya akan membicarkan soal anak setelah berbagi cerita urusan orang dewasa. Jangan bicarakan tentang anak-anak di tempat tidur. 5. TAK PUNYA TOPIK MENARIK Pasangan akan merasa bosan bila "kata sambutan" kita padanya berisi keluhan-keluhan tentang masalah rumah tangga, kegiatan "ecek-ecek", dan ditutup dengan pertanyaan basa basi, "Bagaimana di kantor tadi?" Kalau percakapan Anda dengan pasangan seperti ini, berarti Anda kehilangan cara berkomunikasi yang baik antara suami-istri. Dok. Nova

Foto : Dok. Nova