Selaras Mendidik si Kecil (2)

By nova.id, Selasa, 12 Mei 2009 | 17:25 WIB
Selaras Mendidik si Kecil 2 (nova.id)

Bukan Kamu, Tapi Kita Saat melihat suami terlalu memanjakan anak, jangan pula terburu-buru mengkritiknya, apalagi di hadapan anak. Menyalahkan pasangan seperti itu justru akan makin menjauhkan pasangan dari anak. Anda mungkin merasa yang paling tahu apa yang terbaik bagi anak. Kasarnya, Anda merasa pasangan tak punya itikad baik dalam mendidik anak. Memang, memanjakan terbukti tak memberi banyak keuntungan bagi perkembangan psikologis anak. Namun, jika suami melakukan kesalahan dalam mendidik anak, bicara pun harus dilakukan dengan cara yang tepat. Untuk menunjukkan apa yang dilakukannya memang tak benar, Anda bisa mencoba menekankan "konsep kita". Menurut Clara, janganlah menyalahkan suami selalu dengan menunjuk 'kamu!' seolah Anda sedang menyudutkan atau hanya menyoroti kesalahannya. Coba ungkapkan dengan bahasa 'kita'. Sehingga anak tak dipahami sebagai 'milik siapa' melainkan tanggung jawab bersama.Tunjukkan Alasan Tepat Suatu kali Anda melihat sang ayah membelikan anak mainan atau baju yang mahal harganya. Mungkin ia merasa itu adalah harga yang pantas diberikan oleh seorang ayah yang tak punya banyak waktu bersama anak. Padahal, Anda sedang menghukum anak karena tak mau belajar. Anda jadi merasa sia-sia berusaha memberi pelajaran positif soal tanggung jawab kepada anak. Ingin sekali Anda mengkritik pasangan, tapi khawatir ia akan tersinggung. Nah, agar kritik lebih enak didengar, Clara menyarankan, agar istri menunjukkan alasan yang benar-benar berlandaskan pengetahuan sehingga suami tak merasa sedang dituduh atau dihakimi.Tunjukkan dampak buruk dari apa yang dilakukan suami dengan berdiskusi bersama. Misalnya, menonton video soal mendidik anak, membaca buku soal mendidik anak, membaca majalah, dan lainnya, bisa menjadi bahan yang asyik untuk membuka topik pembicaraan soal mendidik anak. Jika suami belum juga berubah, coba ingatkan kembali di lain waktu, dan jangan mudah menyerah!Meminta Maaf Sebagai ibu yang telah mengandung dan melahirkan anak, tentu tak tega melihat anak disakiti. Suatu saat, Anda melihat sang ayah menghukumnya secara fisik. Secara refleks Anda akan mencegah suami melakukannya. Sudah pasti kejadian itu akan direspons negatif oleh suami. Si Dia pasti menganggap Anda menjatuhkan reputasinya di hadapan anak. Anda juga akan dianggap tak bisa bersikap tegas di hadapan anak. Nah, mulailah mengucap kata maaf untuk menjelaskan apa alasan di balik upaya Anda. Setelah mengucap maaf dengan tulus, ungkapkan apa dampak dari memukul anak seperti yang pernah Anda dengar atau baca. Jika suami tak mau mendengarkan Anda, minta maaflah kembali di lain waktu ketika suasana sudah jauh lebih tenang. Libatkan Pihak Ketiga Kadangkala Anda dan suami sudah begitu jauh berbeda dalam hal mendidik anak. Anda terlalu disiplin, sang ayah terlalu memanjakan. Ini jelas tak baik untuk perkembangan psikologis anak. Anak akan berkembang menjadi pribadi yang bingung. Tak ada aturan baku yang berlaku baginya. Menganggap ia selalu benar, karena dibela ayah. Atau, selalu salah di hadapan ibu. Tetapi, suasana yang tidak harmonis antara ayah dan ibu juga membuat ia tak nyaman di rumah. Jika Anda merasa sudah berusaha menyatukan visi soal mendidik dengan pasangan dan tak membuahkan hasil - malah masih sering tak kompak di hadapan anak hingga melihat gelagat negatif pada anak - sebaiknya mulailah berpikir untuk melibatkan pihak ketiga yang netral, seperti psikolog keluarga. Ini upaya terkhir untuk menyatukan pandangan soal mendidik anak antara Anda dan suami.Laili Damayanti