Pencegahan dan Pengobatan Tuberculosis Pada Anak

By nova.id, Selasa, 27 Juli 2010 | 01:35 WIB
Pencegahan dan Pengobatan Tuberculosis Pada Anak (nova.id)

PENCEGAHAN TB PADA ANAK

Mencegah selalu lebih baik dari mengobati. Nah, untuk mencegah agar tidak terjadi TB pada anak, sebaiknya Anda melakukan hal-hal berikut ini:

* Hidup sehat dengan menciptakan lingkungan yang sehat; ventilasi rumah baik, sinar matahari masuk dengan baik, makanan bergizi yang baik.

* Berikan anak Anda imunisasi BCG.

* Jika orang tua berisiko tinggi TB dan takut menulari anak, maka berilah obat pencegahan INH pada bayi Anda. Dan tentu saja, orang tua pun menjalani pengobatan TB dengan benar.

PENGOBATAN TB PADA ANAK

* Pemberian Obat Jika anak terkena TB, dokter akan memberi obat anti TB dan obat kombinasi. Ada tiga jenis obat standar TB yaitu, INH yang dipakai sebagai obat pencegahan. Kemudian ditambah Rifampisin, dan Pirazinamide. Pemberian obat minimum selama 6 bulan.

Jika TB yang diderita berat atau hebat sekali, misalnya sampai meningitis, pengobatan bisa memakan waktu 9-12 bulan. Dan ini pun bisa dicapai berkat perkembangan obat-obatan yang lebih baik. Sebelumnya bisa mencapai 18-24 bulan dengan dosis yang banyak.

Jika pengobatan tersebut belum memadai, masih akan dilanjutkan dengan menambah obat Etambutol dan suntikan Streptomicin selama 4-5 bulan yang disuntikkan setiap hari. Bahkan bisa sampai menjalani rawat inap. Yang paling penting, pemberian obat sesuai dengan dosis yang diberikan dokter dan diberikan dengan jadual teratur.

* Check UpUsai pengobatan akan dilakukan evaluasi. Biasanya pada dua bulan pertama sudah kelihatan ada perubahan, misalnya berat badan naik, demam mereda, bila ada diare maka akan berkurang juga. Jangan menghentikan pengobatan, kendati kondisi si anak mulai membaik. Tujuannya untuk mencegah agar tidak kambuh lagi. Karena jika kambuh lagi, basilnya akan kebal dan pengobatannya sangat sulit. Dengan demikian pengobatan TB harus dilakukan tuntas. Karena itu orang tua harus bisa memotivasi anak agar mau berobat secara teratur.

Kemungkinan kambuh tetap ada kendati sudah sembuh benar. Misalnya, ketika kecil terkena TB kemudian kambuh saat sudah dewasa. Karena itu, perlu dilakukan check-up rutin setiap tahun. Terutama pada usia rawan, yaitu saat balita dan masa akil balik.

* Tetap BersosialisasiJangan mengisolasi anak karena ia menderita TB. Perlu diketahui TB pada anak tidak menular. Biarkan ia sekolah dan bermain sebagaimana mestinya. Biarkan pula ia memiliki pergaulan yang wajar agar tetap memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal.

 Dedeh Kurniasih/nakita