Anakku Kok Bossy?

By nova.id, Kamis, 25 Februari 2010 | 17:54 WIB
Anakku Kok Bossy (nova.id)

Ibu Mayke yang baik, anak tunggal saya sekarang berusia 5 tahun. Saat ini dia sering menunjukkan sikap main perintah atau bossy, terutama pada pengasuhnya. Dia tak sungkan-sungkan untuk minta ini-itu dengan hanya tunjuk jari. Kalau permintaannya tak dipenuhi atau tak segera dikabulkan, dia pasti marah, bahkan terkadang bersikap kasar seperti mencubit atau memukul walaupun tidak terlalu keras. Saya kadang kesal melihat perilakunya itu. Pernah saya ancam dengan mengatakan, "Nanti Mbak pulang kampung lo kalau kamu bersikap seperti itu." Eh, dia malah menjawab, "Biarin, nanti juga ada Mbak baru lagi." Bagaimana cara saya menghadapinya ya, Bu? Bagaimana cara tegas yang perlu saya lakukan agar dia tak bossy lagi? Memang kami mengaku selama ini terlalu memanjakannya. Demikian Bu, atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.

Surti - Depok, Jabar

Bu Surti, mudah saja menghadapi sikap suka memerintah yang ditunjukkan anak sulung Ibu. Kunci utama terletak pada orang yang diperintah, apakah selalu memenuhi permintaannya setelah anak memerintah dan bersikap kasar. Oleh karena itu berikan wewenang pada pengasuh untuk menolak permintaan anak dan menghindar dari "serangan" anak. Kadang kala ada pengasuh yang merasa sungkan bersikap tegas pada anak asuhnya karena mereka beranggapan bahwa anak-anak asuhnya perlu dilayani. Pengasuh perlu diberikan dukungan untuk berani mengambil tindakan, tidak diam saja ketika anak Ibu memerintah atau bersikap kasar.

Kunci kedua, ajarI anak untuk berempati pada orang lain. Hal ini bisa dimulai dari diri Ibu. Saat dia sedih, marah, karena berbagai hal, Ibu bisa mengatakan, "Ibu tahu kamu sedih/marah sebab mbak tidak mau menemani kamu bermain, mbak sedang punya tugas lain." Ketika dia menangis karena kesakitan, Ibu bisa berempati dengan menenangkan dan mengurangi rasa sakitnya. Misalnya dengan mengobati dan mengusap kepala yang terantuk dinding.

Ibu tidak usah mengancam anak ketika ia berlaku kasar. Cukup katakan bahwa permintaannya tidak selalu bisa dikabulkan walaupun dia marah-marah. Ancaman atau sikap keras dan kasar dari Ibu tidak akan menyelesaikan masalah.

Tanya Jawab Psikologi

Dra. Mayke Tedjasaputra Psikolog pada Lembaga Psikologi Terapan-UI