5 Kebiasaan Buruk Ayah & Ibu (1)

By nova.id, Sabtu, 6 Februari 2010 | 17:09 WIB
5 Kebiasaan Buruk Ayah Ibu 1 (nova.id)

5 Kebiasaan Buruk Ayah Ibu 1 (nova.id)

""

Setiap orangtua tentu selalu menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Apakah dengan membuat Si Kecil tetap sibuk beraktivitas, atau memberi kebebasan memilih kepadanya. Yang jelas, orangtua selalu merasa, membahagiakan anak adalah tugas utama merek. Nah, berikut ini 5 kesalahan yang sering dilakukan orangtua dan cara mengatasinya!

1. Terlalu Banyak NegosiasiBanyak orangtua merasa sudah bersikap adil dan demokratis ketika bertanya kepada anak-anaknya tentang segala hal. Mulai dari soal pakaian yang ingin dikenakan, sampai soal menu untuk makan malam. Ini merupakan kebiasaan, terutama bagi orangtua yang bekerja, karena merasa bersalah karena tak ada di rumah.

Tetapi yang mengejutkan para ibu dan ayah, anak-anak sebenarnya ingin diberitahu mengenai apa yang harus dilakukan, dan justru jadi takut berpendapat bila terus ditanyai. Jika orangtua harus mengambil keputusan, banyak dari mereka melakukan kesalahan dengan mencoba memberi banyak alasan, sementara anak-anak akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menguasai orangtuanya.

Begitu sudah menetapkan keputusan, beri penjelasan singkat. Lakukan kontak mata dan sampaikan pernyataan dengan jelas, di dalam 30 kata atau kurang, mengapa aturannya harus begitu. Kesalahan lainnya adalah pada saat orangtua menyampaikan permintaan yang terdengar seperti pilihan.

Jika ingin anak mandi tetapi ucapan terdengar seperti pertanyaan, anak akan memanfaatkannya dengan mengatakan "tidak". Kita tidak perlu merasa bersalah jika harus menyuruh anak mandi, karena itu sudah menjadi bagian dari tugas sebagai orangtua.

2. Tak Pernah Membiarkan Anak Merasa BosanSeberapa sering, sih, Si Kecil merengek, "Saya bosan, saya bosan!" dan Anda merasa seolah-oleh ini salah Anda? Banyak para ibu dan ayah merasa gagal jika tidak bisa menstimulasi anak-anaknya.

Zaman sekarang, banyak orangtua sering merasakan kebutuhan untuk mengelola kehidupan anak-anaknya di setiap hal. Dan kini, anak-anak lebih banyak berada di dalam rumah daripada bermain di luar, dan orangtua merasa bertanggung jawab untuk membuat Si Kecil makin sibuk.

Padahal, anak-anak perlu merasa sedikit bosan. Dengan begitu, akan mengajarkan kepada mereka untuk mampu berpikir kreatif dengan waktu yang dimiliki, serta belajar bahwa kehidupan tak selalu menyenangkan.

Anda pun perlu mengingat, "Saya bosan!" kadang-kadang bisa berarti lain. Sering kali seorang remaja yang mengatakan bosan dan menggunakan kata-kata ini sebagai senjata untuk mengganggu orangtuanya, atau sebagai cara untuk menghindar dan pergi dari rumah.

3. Membelikan Segala Yang Anak MintaAnak sering mengadu kepada orangtuanya dengan mengatakan, dirinya adalah satu-satunya anak di dalam kelas yang tak punya sepatu merek tertentu atau permainan komputer.

Banyak orangtua lalu membanjiri anak-anaknya dengan hadiah, dan membuat anak jadi tak menghargai uang. Ini sangat berbahaya bagi para orangtua bekerja yang menggunakan hadiah sebagai pengganti dari ketidakhadirannya.(Bersambung)

Aline