Cara Efektif Atasi Anak Konsumtif

By nova.id, Senin, 25 Januari 2010 | 23:55 WIB
Cara Efektif Atasi Anak Konsumtif (nova.id)

Di tahun-tahun pertama anak-anak mulai memasuki usia sekolah dasar, rasa ketertarikan pada benda umumnya lebih besar dibandingkan saat mereka masih di taman kanak-kanak. Tentu saja besar-kecilnya keinginan mereka untuk memiliki suatu benda tergantung dari pengaruh yang mereka dapat dari rumah, iklan-iklan di televisi, pengaruh kakak dan orang tuanya, juga teman mainnya. Banyak anak usia 6-8 tahun yang ingin memiliki mainan yang bagus-bagus serta perasaan tidak mau kalah untuk memiliki mainan yang dimiliki teman sebayanya agar tidak diejek, "Kamu enggak punya, kan, robot-robotan kayak punyaku?" Tentu saja rengekan anak membuat kepala orangtua jadi pusing. Sudah dibilang, "Tidak!" pun, si kecil tetap saja merajuk. "Ayo, dong, Ma, belikan. Aku, kan, malu diejek enggak punya. Lagipula, aku ingin sekali mainan seperti punya Indi," begitu kira-kira rengekan si kecil. Menolak permintaan anak, apalagi jika berlebihan, sangat dianjurkan. orangtua tidak selalu harus menuruti kemauan anak jika tak ingin buah hatinya tumbuh menjadi pribadi yang tak bisa menahan diri dari keinginan memiliki berbagai macam barang. Langkah-langkah berikut merupakan cara bijak agar sifat anak tidak terlalu konsumtif dan hanya memnetingkan kebendan semata. * Beri contoh yang baik Untuk anak usia 6-8 tahun, orang tua tetap merupakan figur yang dihormati anak-anak dan mereka tetap lebih menghormati orang tuanya dibandingkan ke teman-teman. Oleh karena itu, Anda merupakan contoh terbaik dalam membantu anak mengatasi masalah ketertarikan pada kebendaan. Bila ingin mengajarkan pada anak agar tidak konsumtif, beri contoh lewat pengendalian diri Anda sendiri dan bersikap bijaksana. Ajak anak ke tempat reparasi sepatu dan jelaskan kepadanya mengapa Anda membetulkan sepatu Anda dan bukan membeli sepatu baru. Katakan padanya, selain menghemat uang, sepatu Anda masih nyaman dipakai. Nikmati window shopping pada saat jalan-jalan bersama anak di pusat perbelanjaan. Perlihatkan pada anak nikmatnya window shopping. Dengan window shopping, banyak ide yang dapat diambil. Misalnya, dengan melihat model-model baju mutakhir, Anda dapat membeli bahan yang murah dan menjahitkannya ke penjahit langganan. * Matikan TV Iklan-iklan yang menarik, mulai dari iklan makanan kecil, pakaian, sepatu, sampai iklan mainan, membuat anak tergeltiik ingin memilikinya. Oleh karena itu, batasi jam menonton TV, terutama iklan-iklan TV. Alihkan saluran televisi ke stasiun lain yang berisi acara-acara yang lebih bermutu dan lebih sedikit tayangan iklannya. * Jangan turuti setiap permintaan Anak-anak yang selalu dituruti permintaannya tidak akan pernah belajar bagaimana cara mengatasi rasa kecewa. Ia akan tumbuh menjadi anak yang malas bekerja atau bahkan hanya menunggu untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan. Biasakan untuk mengatakan "tidak" pada anak walaupun risikonya si kecil akan merengek, rewel, atau bahkan menangis di tengah keramaian. Ingatkan orang-orang yang biasa memanjakan anak seperti kakek-neneknya ataupun tante dan omnya untuk tidak terlalu memanjakannya dengan membelikan atau meluluskan setiap permintaannya. * Ajarkan tentang uang Anak-anak usia ini sudah dapat diajarkan mengenai nilai uang. Pada saat berbelanja (dengan jumlah yang tidak banyak), minta si kecil membayar belanjaan Anda di kasir. Beri uang saku karena hal ini memberinya kesempatan untuk bertanggungjawab atas uang yang dimilikinya, apakah akan ditabung atau dibelikan mainan.

* Paham kepentingan dan kebutuhan Misalnya, bila anak meminta dibelikan boneka Barbie yang baru, jelaskan padanya, dia sudah memilikinya dan tidak terlalu memerlukannya. Biasakan anak untuk membeli sesuatu berdasarkan alasan mengapa dia ingin membelinya. * Ajarkan skala prioritas Bila ingin memberi hadiah karena anak naik kelas dengan nilai yang bagus atau di hari ulang tahunnya, beri ia secarik kertas dam minta ia menuliskan paling tidak tiga benda yang diinginkannya dengan menempatkan benda yang paling diinginkannya pada urutan paling atas. Katakan, Anda akan mempertimbangkan yang mana yang akan dibeli sesuai dengan dana yang tersedia. Sebaiknya, sebelumnya minta anak untuk membersihkan lemari pakaian, rak mainan, ataupun lemari buku-buku bacaannya untuk memilah yang sudah tidak diinginkan dan sudah tidak dipakainya lagi dan memberikannya ke panti asuhan. Dengan demikian, anak anda belajar mengenai empati dan beramal. * Tunda kenikmatan Ajarkan anak untuk berpikir dengan sungguh-sungguh tentang sesuatu benda yang diinginkannya, terutama benda yang mahal, dengan cara menunda pembeliannya. Minta dia untuk menuliskannya di atas secarik kertas atau menggambarkan benda yang diinginkannya dan tempelkan di kulkas serta batas tanggal Anda akan membelikannya. Dia dapat memeriksanya setiap pagi. Bila ternyata akhirnya dia tidak terlalu berminat lagi, maka sebelum tanggal yang telah Anda tentukan, dia akan membatalkan keinginannya. * Perlihatkan cara menghargai benda Ajarkan kepada anak bagaimana menghargai benda tidak hanya dari harganya tetapi juga dari kenangan serta kegunaannya. * Cari tahu kenapa tiba-tiba mau Bila anak Anda yang biasanya tidak tertarik untuk memiliki skateboard, meminta untuk membelikannya, cari tahu apa penyebabnya. Bila hal ini disebabkan karena pengaruh dari temannya, katakan padanya, dia tidak perlu takut kehilangan teman hanya karena tidak memiliki skateboard seperti mereka. * Perlihatkan cara memberi Ajarkan anak cara membantu atau memberi sesuatu kepada orang yang memerlukan. Misalnya dengan membawakan makanan kepada tetangga yang sedang sakit atau bersedia membantu pada acara amal di lingkungan tempat tinggal Anda. Kegiatan-kegiatan semacam ini membantu perkembangan perilaku yang membantunya mengurangi rasa ketertarikan kepada benda dan secara tidak langsung, sedikit demi sediki, membuatnya mengerti perbedaan antara moril dan materil. * Luangkan waktu lebih banyak Bila Anda sibuk, usahakan untuk tidak membiasakan menutupi rasa bersalah Anda dengan membelikan mereka mainan. Usahakan untuk meluangkan waktu bersama anak untuk pergi ke perpustakaan, ke museum, naik sepeda di hari Minggu pagi, berenang di pantai atau kegiatan luar ruang lainnya. Tidak peduli apa komentar anak, yang jelas mereka menginginkan dan memerlukan keberadaan Anda lebih dari sejumlah mainan yang mereka miliki.Dok. Nova