Paksa Anak Memahami Anda Menurut Anda, apa sih yang dipelajari atau ada di benak anak ketika mainannya diambil dan diberikan kepada anak lain atau temannya?
Coba bayangkan, suatu ketika atasan mendatangi meja kerja Anda kemudian tiba-tiba mengambil laptop yang tengah Anda pakai. Kemudian, ia berikan laptop tersebut kepda rekan kerja Anda yang lain. Apakah dengan cara ini Anda merasa bahwa Anda harus berbagi laptop dengan teman kerja Anda? Tentu tidak, bukan? Yang justru muncul di benak Anda pastilah perasaan bahwa bos Anda merampas laptop Anda. Nah, sebagai orang yang paling dekat dengan anak-anak Anda, tugas Anda adalah memahami pikiran anak, dan memberi contoh verbal tentang berbagi, bukannya memaksa anak-anak untuk memahami Anda.
Paksa Anak BerbagiAnak-anak yang lebih kecil biasanya suka sekali meniru kakak-kakaknya. Begitu melihat sang kakak bermain dengan bola baru atau boneka baru, misalnya, dia pasti akan mencoba mengambilnya. Tetapi kita tak bisa berharap sang kakak akan dengan sukarela memberikan mainannya, bukan? Seringkali orangtua lupa bahwa makna berbagi adalah menghargai orang lain. Jadi, ketimbang Anda mengajari anak untuk berbagi mainan, coba ajari dia untuk belajar menghormati teman atau saudaranya.
Paksa Anak Berganti GiliranBergantian adalah strategi dasar yang digunakan orangtua untuk mengajarkan anak konsep berbagi. Setiap kali bermian bersama, anak-anak diminta bermain bergiliran. Orang tua sering lupa, seorang anak harus memahami konsep tentang waktu lebih dulu sebelum memahami konsep berbagi. Dan biasanya, konsep tentang waktu mulai dipahami seorang anak di usia 3 tahun.
Merebut Mainan AnakJangan sekali-sekali Anda merebut mainan dari tangan anak hanya demi mengajarkan perihal berbagi. Sekali Anda mengajarkan kekerasan, maka Anda tengah mengajari anak hal yang sama. Lebih baik, sampaikan dengan bahasa yang bagus, dan sodorkan tangan. Yakinlah, hasilnya akan jauh lebih baik ketimbang cara pertama.
Hasto