Memilih mainan untuk anak ternyata tak boleh sembarangan. Salah-salah, mainan justru membahayakan anak. Ditelan, misalnya. Berikut beberapa panduan memilih mainan untuk anak: - Sesuaikan dengan usia anak Biasanya, pada mainan terdapat stiker atau segel petunjuk batas usia anak yang dianjurkan. Petunjuk usia ini penting, selain demi faktor keamanan juga untuk menyesuaikan dengan kemampuan dan tingkat kematangan anak. Pistol mainan berpeluru misalnya, tidak diperuntukkan bagi anak di bawah 4 tahun, bahkan anak berumur 6 tahun pun sebenarnya belum cukup matang untuk diberikan pistol mainan seperti ini. Atau bila si kecil masih suka memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut, sebaiknya tidak diberikan mainan yang mengandung bagian-bagian atau potongan-potongan kecil. - Tidak berisiko ditelan anak Sesuaikan ukuran mainan dengan mulut anak. Bagian-bagian mainan harus lebih besar dari mulut balita untuk menghindarinya dari tertelan atau tersedak. Untuk mengetahui apakah mainan tersebut berpotensi menyumbat saluran napas, masukkan mainan ke dalam silinder tisu gulung. Bila mainan atau bagian dari mainan masuk ke dalam silinder tisu gulung, berarti mainan ini tidak aman untuk si kecil. - Tidak terlalu berat dan terlalu besar Mainan yang terlalu berat berisiko mencederai anak jika jatuh. Misalnya, menimpa kaki. Pilih mainan berbahan plastik atau kayu ringan. Seringkali orang tua membelikan sepeda yang masih terlalu besar bagi anak. Alasannya agar bisa digunakan beberapa tahun ke depan. Hati-hati, karena ini dapat menyebabkan cedera bila anak tidak memiliki kemampuan mengendalikan sepeda berukuran besar. - Mainan dalam kondisi baik Mainan yang dilungsurkan dari kakak atau saudara lainnya bisa jadi sudah rusak atau usang. Periksa seluruh bagian mainan seperti batere, kancing, pita, mata, manik-manik atau bagian lain yang dapat lepas dengan mudah dan masuk ke mulut, lubang hidung atau lubang telinga anak. Kiriman: Tammy Sri Utami Tangerang
Foto: Dok. Nova