Berat Rendah Anak Prematur

By nova.id, Selasa, 19 Januari 2010 | 00:10 WIB
Berat Rendah Anak Prematur (nova.id)

Saya memiliki anak kembar lahir prematur dengan berat badan 1.600 gr dan 1.700 gr. Saat ini usia mereka 5 tahun, berat badannya 12-13 kg, tinggi 103-106 cm. Mereka sangat aktif tetapi terlihat kurus. Sejak usia 0-3 tahun mereka sering sekali terkena diare sehingga sulit sekali beratnya naik. Sekarang mereka sering sekali kena pilek dan sariawan (panas dalam) jadi selera makannya sering terganggu, padahal setiap hari selalu saya beri vitamin, buah-buahan dan susu. Saat mereka sehat mereka makan lumayan banyak dan teratur, tapi -maaf- buang air besarnya juga banyak seperti orang dewasa, bahkan bisa lebih dari satu kali. Apakah itu faktor yang menyebabkan berat badannya sulit naik? Apakah ada gangguan dengan saluran pencernaannya hingga sulit menyerap sari makanan dengan baik? Bagaimana cara mencegah agar tidak sariawan? Apakah saya harus mendatangi ahli spesialis gizi dan tolong beri saya informasi tempatnya di Bandung Ny. Dewi Wati-Bandung

Bu Dewi di Bandung, Betul, berat badan mereka di bawah seharusnya, tetapi tinggi mereka tak terlalu buruk walau sedikit di bawah rata-rata. Walaupun lahir kecil semestinya dalam beberapa tahun kemudian berat badan sesungguhnya akan terkejar, sehingga mereka akan menyamai teman-temannya. Bahwa mereka terkena diare itu memang masalah umum, tetapi tentunya tidak harus membuat badannya tak bisa naik. Omong-omong berapa kali serangan diare itu ya? Kalau setiap bulan begitu bisa saja membuat berat sulit terkejar. Sering pilek juga lazim pada anak-anak kita, terutama di pemukiman yang padat. Sariawan juga membuat selera makan terganggu. Soal tinjanya yang banyak seperti orang dewasa menandakan bahwa makannya juga banyak dan cukup berserat. Tidak mencret, bukan? Tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk tinja seperti ini dan kelihatannya bukan akibat salah cerna kalau tinjanya banyak. Salah cerna baru kita pikirkan kalau yang bersangkutan mencret terus-menerus, atau di dalam tinjanya masih ada makanan yang ditelannya, misalnya makan wortel keluar wortel, makan nasi keluar nasi. Tidak begini, kan? Beberapa dokter ada yang menganjurkan pemeriksaan tinja untuk membuktikannya, tentu boleh-boleh saja. Tetapi langsung memberikan obat untuk saluran cerna tanpa pemeriksaan laboratorium tentu tidak tepat karena tinja beginian ini umumnya tak ada masalah apa-apa. Jadi, berat yang kurang itu bukan lantaran tinja yang banyak, tetapi bisa karena hal-hal lainnya (termasuk cacing). Kelihatannya perlu dianalisis tentang jumlah dan mutu makan mereka untuk membuktikan bahwa asupan gizinya cukup (seperti pengakuan ibu). Berkunjung ke poliklinik Gizi Anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Hasan Sadikin tentu ada manfaatnya, sekaligus menyisir kemungkinan lain mengapa beratnya tak kunjung normal. Pemeriksaan darah sangat mungkin dianjurkan, terutama untuk menilai kemungkinan adanya infeksi kronik dan keadaan gizinya. Sering terjadi pada anak yang lahir prematur kadar hemoglobin yang kurang akibat kurangnya pasokan besi semasa perkembangan dalam kandungan dan awal-awal tahun kehidupannya. Jadi, pemeriksaan kadar zat besi biasanya merupakan keharusan dalam kasus anak ibu. Jangan lupa, keadaan fisik ibu dan bapak juga berperan kuat dalam menentukan berapa tinggi dan berat mereka. Orang tua yang sangat mungil tentu tidak menghasilkan anak-anak macam raksasa. Sariawan sendiri sayangnya sampai sekarang banyak artinya, seperti juga (perkembangan) beberapa kata Indonesia lainnya. Saya juga sering bingung kalau ada orang tua mengatakan anaknya sariawan. Ada orang yang mengatakan sariawan bila mulut kering, sariawan bila bibirnya merah, bila terasa panas di rongga mulut (panas dalam?), bila tenggorokan nyeri, bila ada noktah bulat kecil yang nyeri kalau kena sentuh makanan. Nah, sariawan yang ibu tulis ini sariawan yang mana ya? Semua sariawan kecuali yang disebut terakhir biasanya disebut juga masuk angin; tentu ini penyakit umum. Mencegahnya gampang-gampang susah sebab ini ditularkan dari orang lain. Kalau tidak ketemu orang lain (yang sakit demikian) pasti tidak jadi masuk angin. Tetapi bagaimana kita mesti hidup tanpa bertemu? Untungnya penyakit begini tidak terlalu berbahaya, umumnya sembuh sendiri asal sabar. Sariawan yang disebut terakhir biasanya terjadi karena bagian dalam mulut (juga lidah) tergigit atau terluka, bisa juga karena stres (mau ulangan matematik?) atau alergi. Ada bakat di dalam keluarga untuk sariawan yang begini. Tak ada obat serius untuk ini juga, 3-4 hari juga hilang sendiri, hanya selera makan menurun saking nyerinya. Tapi bagi yang sering sariawan model begini (terutama anak besar dan dewasa), biasanya sudah tidak mempedulikannya lagi, walau ada 2-3 buah di sana sini. Luar biasa ya?