Optatissimus, Film Pergulatan Perjalanan Sepiritual

By nova.id, Kamis, 23 Mei 2013 | 04:53 WIB
Optatissimus Film Pergulatan Perjalanan Sepiritual (nova.id)

Optatissimus Film Pergulatan Perjalanan Sepiritual (nova.id)

""

Tanpa berintensi untuk menyebut film ini sebagai sesuatu yang belakangan ini marak disebut sebagai "film religius", Optatissimus diharapkan dapat menjadi tontonan yang segar, menyentuh, dan reflektif terhadap kata "doa". Diterjemahkan secara bebas dari frase "doa pertama /first prayer (english)" ke dalam istilah latin "Optatissimus".

Film ini adalah bukan saja mengenai doa pertama yang dipanjatkan Andreas (Rio Dewanto) tokoh utamanya, dalam kisah yang ia jalani, akan tetapi juga sebuah upaya penghayatan ulang atas "doa" dan "berdoa.

Potongan  film ini banyak flashback-flashback. Jika tak menyimak dari awal, penonton bisa terjebak kurang dapat memahami peran yang dilakoni oleh Rio dan Nadhira.

Sementara komentar Rio atas film dan peranya di Optatissimus tersebut, merupakan pengalaman baru."Sulitnya aku di sini belajar arkodion. Untuk 'fasih' tangan ini memencet keyboard arkordion, saya sempat didatangkan pelatih selama dua hari saat syuting, " ujar Rio yang juga menemukan kesulitan soal dialog-dialog di scen film tersebut.  

"Iya, karena dialog itu banyak yang pengertiannya bersayap. Maklum, teksnya itu sastra sekali. Jadi saya harus memahami terlebih dahulu maksud yang akan dituju sebelum saya melakukan adegan dengan dialog atau monolog dalm film tersebut, " lanjut Rio.

Ini sepenggal alur synopsis dari Optatissimus. Andreas (Rio Dewanto) mengalami peruntungan yang luar biasa hari itu. Sebagai seorang sales mobil bekas yang ogah-ogahan selama ini, tanpa diduga-duga, ia berhasil menjual sebelas mobil dalam hari yang sama.

Peruntungan itu memberi kesempatan kepadanya untuk menebus mobil hadiah pernikahan dari orang tua Yunita (Nadhira Suryadi) istrinya, yang telah ia gadaikan beberapa bulan sebelumnya. Tetapi momentun yang seharusnya bisa mengurai sejumlah kekusutan dalam hidupnya dan memperbaiki hubungannya dengan Yunita, berubah menjadi bencana ketika ia menabrak seseorang dalam perjalanan pulang.

Sebagaimana yang ia tekankan pada dirinya selama ini, semua itu adalah soal kebetulan. Tapi gagasan itu tidak bisa menjawab persoalan yang sedang ia hadapi.Dalam keadaan kalut dan terancam, ia mendatangi Piet, seorang koster di sebuah gereja tua tempat ia dulu berkenalan dengan Yunita. Malam itu kemudian menjadimalam yang panjang, ketika kemudian semua peristiwa yang pernah dialami Andreas harus dimaknai ulang, agar ia punya tempat untuk meraih ketabahan dalamsituasinya pada saat itu.

Optatissimus membawa kita pada perjalanan pemaknaan ulang itu. Dan Andreas, bukan orang yang akan serta merta menyebut nama Tuhan dalam kesempatan pertama.

 Nizar