Permasalahan 4 x 6 atau 6 x 4, Erfas Minta Maaf

By nova.id, Selasa, 23 September 2014 | 08:48 WIB
Permasalahan 4 x 6 atau 6 x 4 Erfas Minta Maaf (nova.id)

TabloidNova.com - Sepekan belakangan di Facebook dan Twitter beredar lembar tugas  seorang murid sekolah dasar kelas II bernama Habibi.

Salah satu soal dalam tugas itu adalah 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 = ...

Habibi yang dibantu kakaknya menjawab 4 x 6. Namun, jawaban itu disalahkan oleh gurunya. Sang kakak, Muhammad Erfas Maulana, mempertanyakan hal itu dan mem-posting di laman Facebook-nya. Sontak, kasus ini pun ramai dibicarakan di media sosial.

Perkara 4 x 6 dan 6 x 4 ini lalu menarik minat fisikawan Yohanes Surya untuk berkomentar. Di laman resmi Facebook-nya hari ini, Selasa (23/9/2014), pria yang menulis buku Matematika Gasing serta Fisika Gasing (Gampang, Asyik, Menyenangkan) itu memberi penjelasan sederhana.

Lewat penjelasan itu, Yohanes mengajak untuk latihan mengekspresikan sebuah perhitungan dalam bahasa matematika. Ia memberi satu contoh: ada dua kotak yang masing-masing berisi 4 jeruk.

Bila soal jeruk itu dibahasakan dalam operasi penjumlahan matematika, maka akan menjadi 4 + 4. Sementara itu, bila diekspresikan dalam perkalian, akan menjadi 2 x 4 (dua kotak berisi 4 jeruk).

Maka dari itu, menganut prinsip bahwa perkalian adalah penjumlahan berulang, 4 + 4 = 2 x 4, bukan 4 x 2. Ini adalah sebuah kesepakatan dalam matematika. "Persoalannya bukan benar atau salah, melainkan mana yang disepakati," tulisnya.

Pendapat senada diberikan oleh profesor Matematika dari Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto. Ia memberi sedikit kultwit untuk menjelaskan permasalahan itu.

Menurut Iwan, 4x6 ataupun 6x4 sebenarnya sama. Namun, bisa saja salah bila dilihat dalam konteks tertentu. Iwan memberi ilustrasi. Ia mencontohkan, bila pertanyaan guru adalah "Jika 2x3 = 3+3, tentukan 3x4", maka jawaban yang seharusnya adalah 4+4+4. "Jika dengan pertanyaan ini anak jawabnya 3+3+3+3, barulah salahkan," katanya lewat akun Twitter-nya.

"Cara bertanya guru Matematika di Indonesia mungkin salah. Juga cara mengoreksinya salah," katanya lagi. Iwan mengatakan, saat ini dibutuhkan pembenahan sikap, budaya, dan cara berpikir guru Matematika. "Mengubah sikap guru Matematika yang luwes bernalar merupakan tantangan bagi institusi penyiapan guru kita," ungkapnya.

Dalam Matematika, kata Iwan lagi, tidak ada kebenaran, yang ada kesahihan. Jika penalaran sahih, maka bisa diterima walaupun kesimpulannya aneh.

Sementara itu, tak menduga efek viral sebegini dahsyatnya, sang pengunggah foto, Erfas, memutuskan untuk menghapus foto lebar tugas Habibi dari Facebooknya. Erfas juga mengaku telah berkomunikasi dan meminta maaf kepada guru sang adik di sekolah.

Astudestra Ajengrastri / Sumber: Kompas.com