Belum Ada Laporan Kasus Klinik Metropole

By nova.id, Jumat, 19 September 2014 | 04:42 WIB
Belum Ada Laporan Kasus Klinik Metropole (nova.id)

Belum Ada Laporan Kasus Klinik Metropole (nova.id)

"Inilah tampilan Klinik Metropole yang diduga kerap melakukan malapraktik (Foto: KOMPAS.COM / ROBERTUS BELARMINUS) "

TabloidNova.com - Meski ramai dibicarakan di dunia maya dan jejaring sosial, tapi ternyata pihak kepolisian hinga kini mengaku belum menerima laporan warga atau pasien terkait kasus dugaan malapraktik dan praktik illegal yang berlangsung di Klinik Metropole yang berlokasi di  Jalan Pintu Besar Selatan, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat.

"Saya sudah periksa laporan semua di SPK, tetapi memang tidak ada," kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Taman Sari Ajun Komisaris Ferio Ginting, kepada Kompas.com. 

Kaat Ferio lagi, sebelumnya pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke Klinik Metropole, tapi ternyata klinik tersebut sudah tutup. ""Katanya dokter-dokternya sedang pembinaan di Bogor," ungkap Ferio.

Keterangan soal penyebab tutupnya Klinik Metropole ini memang berbeda-beda. Dari kesaksian beberapa karyawan menyebut bahwa klinik ditutup karena pemiliknya sedang diterpa kedukaan. Ada pula yang menyebut bahwa klinik memang sudah resmi ditutup sejak sebulan lalu.

Hingga kini belum ada keterangan jelas dari pihak pengelola klinik tentang mengapa klinik tersebut sudah ditutup. Yang jelas, ujar Ferio, kalau memang ada masyarakat atau pasien yang merasa dirugikan, agar segera melapor ke pihak kepolisian.

"Yang pasti kalau ada laporan kami akan tindak lanjuti. Tapi, kami lihat dulu pembuktiannya, apakah memenuhi unsur."

Maraknya pemberitaan soal dugaan malapraktik dan praktik illegal Klinik Metropole pertama kali dihembuskan oleh pemiik akun bernama Singlebreath di website Kaskus degan artikel bertajuk Hati-hati terhadap METROPOLE HOSPITAL/KLINIK JAKARTA yang diunggah pada tanggal 20 Juli 2014 yang lalu. Sejak itu, banyak komentar yang tercantum di artikel ini, yang kemudian pula diteruskan ke banyak jejaring sosial lainnya, seperti facebook.

Yetta Angelina / Sumber: Kompas.com