Sejauh itu, saya hanya percaya kepada ibu yang sesekali datang mengulurkan bantuan saat saya harus ke dokter atau bila saya memintanya. Sampailah suatu malam kami benar-benar ingin pergi menikmati malam berduaan, sementara ibu tak bisa datang. Itulah kondisi yang akhirnya memaksa saya mencari pengasuh anak.
Pengasuh ini saya dapatkan atas rekomendasi teman-teman, dan sepintas ia benar-benar sosok yang menyenangkan. Namun, sebagai ibu baru yang begitu cemas, saya bolak-balik merasa perlu menelepon ke rumah, hanya untuk memastikan Si Kecil benar-benar sudah makan kenyang dan lainnya.
Malam itu kami pulang terburu-buru, karena saya yakin Si Kecil pasti rewel dan mencari-cari ayah-ibunya. Namun, dugaan saya meleset. Putri cilik saya tengah tertidur pulas. Pengasuhnya pun melaporkan jika mereka telah melewatkan waktu dengan gembira."
Nah, jika Anda masih terbiasa menjadikan diri sepenuhnya sebagai ibu, akan sulit memupuk kepercayaan kepada seseorang untuk mengasuh buah hati tercinta. Padahal, Anda dan suami terkadang butuh waktu untuk berdua.
Oleh karena sulit merasakan ketenangan, apalagi romantisme selama seluruh waktu dipenuhi kecemasan soal Si Kecil, sisihkan sebagian waktu untuk sungguh-sungguh mencari pengasuh anak! Berikut kiat yang patut dipertimbangkan:
1. Sempatkan Waktu Untuk "Berburu"Anggaplah ibu Anda atau ibu mertua tak bisa membantu dan pengasuh di Tempat Penitipan Anak (TPA) berhalangan hadir di minggu ini, jangan sungkan meminta tolong kepada kerabat atau sahabat.Program pendidikan komunitas bisa dijadikan narasumber. Mereka biasanya memiliki daftar siswa yang baru selesai menjalani pelatihan mengasuh anak. Informasi dari mulut ke mulut juga bisa diandalkan untuk menemukan pengasuh yang baik. 2. Sempatkan Waktu Untuk MewawancaraiBegitu merasa menemukan calon pengasuh potensial, selidiki lebih jauh seperti apa kepribadiannya lewat interview singkat di telepon. Paling tidak Anda tahu latar belakangnya, pengalamannya di bidang pengasuhan anak, dan sudah memperoleh referensi dari mana saja.Ketika mengobrol dengan pemberi referensi, ajukan pertanyaan terbuka. Minta ia menceritakan apa yang diketahuinya tentang sosok si pengasuh. Begitu urusan beres dan merasa cocok dengan gaya pengasuhannya, selanjutnya jadwalkan wawancara di rumah.Selama pertemuan, amati bagaimana ia berinteraksi dengan Si Kecil. Ingat, Anda menginginkan orang yang senantiasa gembira saat berada bersama Si Kecil. Tak kalah penting, pengasuh pun setidaknya punya pengetahuan soal P3K. Keterampilannya menangani hal-hal darurat tentu menambah tenang pikiran Anda, kan?
Gali pula cara-cara ia mengasuh, misalnya apa yang akan ia lakukan bila anak menolak makan atau saat Si Kecil rewel dan tak mau berhenti menangis. Agar ia tak merasa diinterogasi, ajukan sejumlah pertanyaan ini dalam suasana nonformal.
Paskaria