Kok, Si Kecil Hobi Mukul Sih? (1)

By nova.id, Selasa, 8 September 2009 | 17:40 WIB
Kok Si Kecil Hobi Mukul Sih 1 (nova.id)

Kok Si Kecil Hobi Mukul Sih 1 (nova.id)

"Foto: Dok. NOVA "

Seringkali kita melihat, anak-anak usia batita "mengganggu" temannya dengan cara menggigit, merebut mainan, memukul, atau mencubit. Sebetulnya, apa yang ia lakukan merupakan perilaku wajar pada anak seusianya, sebelum keterampilan sosialnya berkembang sempurna.

Bisa jadi, ia tengah mencoba mengatakan sesuatu kepada temannya, tapi tak tahu cara yang tepat. Bisa jadi pula, ia sedang capek, bosan, gembira, atau malah sedang bingung. Apa yang ia lakukan adalah cara untuk "berkomunikasi" dengan temannya. Jadi, tak perlu cemas berlebih.

Seiring perkembangan usianya, kebiasaan ini bakal hilang sendiri, kok. Tentu, Anda harus tetap mengawasi tindak-tanduk si kecil. Ingat, banyak sekali yang harus dipelajari seorang anak tentang lingkungannya, tentang perasaan dan tentang perilaku baik yang harus ia lakukan.

Maka dari itu, jangan berharap proses belajar ini berjalan cepat. Butuh waktu untuk membuatnya berhenti memukul atau mengganggu temannya. Anak tak hanya belajar untuk tidak menggigit atau memukul, tapi di saat yang sama ia juga belajar tentang hal-hal lain yang akan membuatnya mampu berkomunikasi dengan lingkungannya.

Dengan dorongan, cara yang lembut dan pikiran positif, anak akan belajar menjadi seorang yang berperilaku baik dan menyenangkan. Nah, berikut ini trik untuk mengatasi si kecil yang hobi "mengganggu" temannya. Tak Perlu MarahTak perlu marah atau khawatir berlebih, atau bahkan membalas memukul anak. Jika ini yang Anda lakukan, anak justru akan mempunyai masukan tambahan, "Oh, Mama saja boleh memukul, kok." Cukup sampaikan dengan kalimat lembut, apa yang dilakukannya tidak tepat. Beri PenjelasanAnak usia batita belum tahu apa yang ia lakukan. Jadi, jelaskan kepadanya akibat tindakannya, temannya jadi tidak nyaman bahkan sampai menangis. "Dipukul itu sakit, Nak. Tuh, temenmu jadi menangis, kan."Ini akan membuat Si Kecil belajar, apa yang ia lakukan membuat orang lain tak senang. Anak juga akan lebih mudah mencerna "pelajaran" jika Anda menyampaikannya dengan cara yang tenang namun tegas. Misalnya, tatap matanya dan katakan "Jangan menggigit. Itu sakit, Sayang."

Hasto Prianggoro