Ajarkan Anak Bicara Baik (2)

By nova.id, Selasa, 25 Agustus 2009 | 17:54 WIB
Ajarkan Anak Bicara Baik 2 (nova.id)

Alam Bawah SadarMenurut Titi P. Natalia, staf pengajar program Magister Psikologi Universitas Tarumanegara Jakarta, jika Si Kecil demikian, sebaiknya orangtua segera memanggil dan bertanya dengan lembut, "Sayang, tadi kamu bicara apa, sih?" Selanjutnya klarifikasi apakah ia benar-benar paham arti kata yang diucapkannya atau tidak. Biarkan ia mengungkapkan pemahaman yang dimiliki atas perkataan itu.

Jika ia tak paham, beri penjelasan dan alasannya mengapa itu tak baik diucapkan. Lalu, akhiri dengan, "Kalau begitu, lain kali jangan diucapkan ya!".Yang penting, jangan bosan-bosan mengingatkan anak. Menanamkan perilaku positif juga bisa dilakukan lewat alam bawah sadar anak. Misalnya, saat ia tidur bisikkan, "Adik nanti bicara yang baik ya!" Atau, "Adik pasti bisa bicara manis, kan?"

Ulangi terus kebiasaan ini setiap hari. Jika sudah terekam baik di alam bawah sadarnya, ia akan mengubah perilakunya secara bertahap menjadi lebih baik. "Alam bawah sadar ini memang lebih banyak jadi pengontrol perilaku sehari-hari," ungkap Titi.

Jika anak suka membantah saat dinasehati, ada baiknya orangtua mengintrospeksi pola komunikasi dengan anak yang selama ini diterapkan. Menurut Titi, anak yang suka membantah bukan karakter dasar anak. Tapi, kondisi itu tercipta dari perlakuan yang diberikan orang dewasa terhadapnya.

Perlakuan yang kerap mengabaikan, menghakimi, menyalahkan anak, dan lainnya inilah yang memicu anak jadi pembantah. Sehingga, sebelum disalahkan, ia memilih membantah terlebih dulu.Bila orangtua menganggap tak punya masalah dengan perilaku itu, bisa jadi hal ini dilakukan orang dewasa lain yang ikut andil dalam pengasuhan anak. Cari tahu dan beritahu orang lain di rumah yang ikut berinteraksi dengan anak tentang cara menasehati Si Kecil dengan baik.

Yang penting, beri contoh baik kepada anak dengan perilaku terpuji sehari-hari. Sesekali, ajak anak bersedekah, membantu orang kurang mampu, memperhatikan anak-anak yang nasibnya kurang beruntung, bisa dilakukan. Ini akan memperkaya jiwa empati dan membuat anak punya rasa toleransi lebih besar kepada sesamanya.

Laili Damayanti