Stop Kekerasan pada Anak!

By nova.id, Jumat, 12 Juni 2009 | 17:17 WIB
Stop Kekerasan pada Anak! (nova.id)

Stop Kekerasan pada Anak! (nova.id)

"Foto: Dok. NOVA "

Untuk mengatasi kondisi ini, menurut Rahmitha P. Soedojo, Psi. psikolog yang aktif di Peduli Anak Bogor ini, kuncinya adalah menumbuhkan kepercayaan diri pada anak agar memiliki posisi yang kuat di hadapan orang lain sehingga dapat mengantisipasi segala hal yang memungkinkan untuk mengarah pada kekerasan terhadap dirinya, di mana pun ia berada.

PENDENGAR YANG BAIKOrangtua dituntut menjadi pendengar yang baik dan pendukung terbesar bagi anak ketika ia sedang dirundung masalah. Misalnya, ada anak perempuan mendapatkan pelecehan seksual di sekolahnya, yang harus ditunjukkan kepadanya, yaitu menerima dan memercayai apa yang ia ceritakan dengan sikap tenang.

"Jangan menginterogasinya dengan nada panik atau marah. Anak justru akan semakin diam dan tak mau bicara. Ia pun akan merasa apa yang diucapkannya itu merupakan kesalahannya," kata Mitha.Setelah itu, telusuri apa yang terjadi dan berikan dukungan untuk mengatasi rasa takut yang dialaminya. Serta jauhkan anak dari si pelaku.

Jangan lupa, laporkanlah ke pihak atau lembaga yang memiliki kompetensi untuk memberi bantuan dan perlindungan hukum kepada anak, seperti KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), Komnas Anak, atau LBH APIK.

Anak yang mengalami kekerasan seksual biasanya akan mengalami trauma dan perubahan sikap. Anak yang tadinya ceria bisa berubah jadi pendiam, menarik diri dari lingkungan dan teman-temannya, dan prestasi di sekolahnya menurun.

LINGKARAN SETANTindak kekerasan, kata Mitha, seperti lingkaran setan. Anak yang kerap mendapat hinaan, ejekan, bentakan, cacian, kekersan fisik, suatu saat dia akan menjadi pelaku kekerasan terhadap temannya, anaknya, dan orang lain. Lingkaran inilah yang harus diputus dengan cara menghentikan kekerasan dalam bentuk apa pun.

TIPS1. Lihat potensi anak dan tumbuhkan rasa percaya dirinya.2. Ajari anak untuk selalu bicara terbuka dengan cara tidak menginterogasinya. Jangan beri hukuman dengan kekerasan.3. Dengarkan ceritanya dengan tenang dan penuh perhatian.4. Jika anak merasa tidak nyaman saat berada di suatu tempat, ajari untuk bicara terbuka dan menjauh dari tempat itu.5. Tanamkan pada anak arti "Don't talk to stranger!".6. Beri batasan, bagian tubuh mana saja yang bisa disentuh orang lain, siapa saja yang berhak menciumnya.7. Sebarkan flyer dengan isu anti kekerasan sesering mungkin. Cantumkan juga nomor-nomor penting yang mudah dihubungi jika ada tindak kekerasan terhadap anak.

Intan Y. Septiani