Berapa pun usianya, anak-anak tentu akan menunjukkan perasaannya ketika mengalami kehilangan akan sesuatu. Lalu, bagaimana reaksi Si Kecil jika harus menghadapi kematian?Berdasarkan tahapan usianya, anak-anak memiliki pandangan tersendiri tentang kematian, seperti berikut:Balita· Anak-anak di usia ini memiliki sedikit kepekaan abstrak, atas dimensi waktu dan jarak. Sebab, bagi anak-anak, berakhir atau untuk selamanya, tidak ada artinya.· Meninggal, bagi mereka berarti tidur atau pergi.· Mereka pun menganggap, antara meninggal dan kehidupan, dapat ditukar.Usia 5-8 tahun· Orang yang meninggal merupakan orang yang menakutkan. Dan orang yang beruntung, tidak akan meninggal.· Meninggal diartikan Si Kecil sebagai tamat atau selesai.· Meninggal sering tampak sebagai hasil akhir dari suatu kejahatan atau serangan dari musuh.· Dalam perisriwa kematian, ada ritual yang menarik di sekelilingnya.Usia 9 tahun ke atas· Meninggal berarti akhir dari kehidupan yang dapat ia mengerti.· Meninggal, ya sama artinya dengan meninggal.· Meninggal, suatu peristiwa yang tidak dapat dihindari, tamat, dan umum terjadi pada siapa pun.Oleh sebab itu, dimulai sejak usia sekitar sembilan tahun, sebagian besar anak-anak mulai memiliki pandangan yang sama dengan pandangan orang dewasa mengenai kematian, walaupun masih tergantung dari perkembangan diri dan pengalaman masa lalu mereka terhadap kematian.Jadi, cara terbaik untuk mengerti bagaimana pandangan dan perasaan anak-anak mengenai kematian adalah dengan mendengarkan secara penuh, dan perhatikan apa saja yang akan mereka ungkapkan. Lantas, apakah anak-anak juga akan memperlihatkan perasaan duka yang berbeda-beda pula?Pada dasarnya, anak-anak belajar beradaptasi terhadap berbagai perubahan atau segala peristiwa "kehilangan" seperti berhenti menyusui, kehilangan mainan kesayangan, pindah sekolah, pindah rumah, berpisah dengan teman-teman, atau menghadapi kematian binatang kesayangannya.Aline