Pakar Psikologi Perkembangan Dra. Ratih Ibrahim, Psi. dari Klinik Perkembangan, Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, mengungkapkan, satu hal utama penyebab anak malas pergi ke sekolah adalah karena sekolah dipersepsikan sebagai tempat yang tidak menyenangkan.TEMUKAN MASALAHNYAAda banyak faktor yang menyebabkan anak malas pergi ke sekolah. Misalnya, waktu pergi sekolah tidak sesuai dengan jam biologis anak, kondisi sekolah yang jelek, kotor, dan menakutkan, anak tersiksa dengan tugas-tugas dan kegiatan yang sulit untuk dikerjakan, atau guru yang tidak friendly. Selain itu, mungkin teman-teman barunya dinilai tidak cocok atau nyuekin dia.Anda dapat menanyakan secara pelan apakah salah satu hal di atas yang menyebabkan si anak malas sekolah. Dengan mengetahui secara pasti penyebabnya, akan mudah bagi Anda untuk mencari solusinya.KOMUNIKASI DENGAN GURUSebelum orangtua membujuk anak yang malas pergi ke sekolah, cari dulu apa akar permasalahan sebenarnya. Misalnya, kalau temannya mengganggu, orangtua harus cari tahu, mengapa anaknya diganggu. Apakah karena temannya memang iseng atau anaknya sendiri yang memancing untuk diganggu.Jangan lupa komunikasikan dengan guru yang bersangkutan. Orangtua bisa meminta guru untuk menempatkan si anak duduk di dekat guru, agar tidak diganggu teman-temannya. Bagi anak pemalu, orangtua bisa meminta guru memberikan tugas-tugas sederhana seperti membagikan kertas, memimpin doa, atau menempelkan sesuatu ke papan tulis. Tugas tersebut dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri anak.MANFAATKAN BUKU SEKOLAHDi beberapa sekolah, Ratih mengaku ada buku penghubung antara orangtua dan murid. Buku itu sebaiknya dipakai untuk mengomunikasikan apa saja, termasuk kondisi yang terjadi pada si anak di rumah."Misalnya, anak yang sangat dekat dengan ayah kehilang mood di sekolah ketika ayahnya sedang keluar kota. Informasi ini bisa membantu guru memahami si anak yang beberapa hari terlihat malas-malasan," ucap Ratih memberi contoh.Begitu juga guru dapat menuliskan keadaan anak di sekolah. Dengan komunikasi seperti ini, diharapkan timbul pengertian dan kerjasama yang baik antara orangtua dan guru sehingga membuat anak bersemangat ke sekolah.
Mariska Sebayang