Apakah Anda termasuk orangtua yang boros untuk urusan anak? Untuk bisa mengetahuinya, Anda tak perlu mengambil kalkulator dan menghitungnya, cukup dengan menjawab tujuh pertanyaan berikut ini!1. Bila Si Kecil minta sesuatu yang istimewa, apakah Anda akan langsung membelikannya tanpa menunggu hingga kenaikan kelasnya atau hari ulang tahunnya?2. Jika Anda memiliki anak berusia di atas 7 tahun, apakah Anda membelikan apa yang mereka perlukan atau inginkan, tanpa memintanya ikut berkontribusi dari uang saku atau tabungan mereka?3. Apakah Anda mengeluh dengan tagihan ponsel anak Anda, tapi tetap saja membayarnya?4. Apakah Anda merasa harus merayakan ulang tahun Si Kecil secara besar-besaran, karena tetangga Anda juga melakukannya?5. Apakah kamar Si Kecil dipenuhi mainan dan barang-barang miliknya, sehingga tak ada lagi ruang yang tersisa?6. Apakah Anda membiarkan anak Anda membeli sesuatu dengan menggunakan kartu kredit Anda, tanpa memberi batasan jumlah yang harus digunakannya?7. Apakah Anda lebih boros untuk memanjakan Si Kecil dibandingkan untuk keperluan diri sendiri?Jika Anda menjawab 'ya' untuk lebih dari tiga pertanyaan, Anda mungkin sudah terlalu boros terhadap anak-anak Anda!BOLEH BOROS ASAL...Berapa biaya yang dikeluarkan orangtua untuk "membesarkan" anak-anaknya setiap bulan? Membelikan video game, ponsel, iPod, MacBook, dan lainnya? Atau mengeluarkan jutaan rupiah hanya untuk merayakan pesta ulang tahun Si Kecil yang masih berusia 2 tahun?Pemborosan seperti itu, sebetulnya tak baik bagi anak-anak maupun bagi orangtuanya. Sebab, dengan memberikan apa yang selalu dibutuhkan anak-anak, sama saja mengabaikan tabungan pensiun Anda, kecuali Anda benar-benar "kaya". Jika demikian keadaanya, peribahasa "besar pasak daripada tiang", sangat cocok ditujukan pada Anda.Cara lain menetapkan pemborosan adalah dengan bertanya pada diri sendiri: Jika Anda berusia 30 tahunan, apakah Anda selalu menyisihkan, paling tidak 10 persen dari penghasilan Anda untuk tabungan pensiun? Atau, jika Anda berusia 40-50 tahunan, apakah Anda menyisihkan 15 persennya? Jika ternyata tidak mendekati sasaran itu, Anda mungkin terlalu boros dalam menunjang gaya hidup keluarga Anda. Sebaiknya, Anda mulai mempertimbangkan mengurangi pengeluaran Anda untuk urusan Si Kecil.Tanggung Jawab KeuanganSalah satu cara mengontrol pengeluaran Anda adalah dengan memberikan anak tanggung jawab keuangan. Mulai dari usia 6 tahun, anak sudah harus mendapatkan uang saku dan menggunakannya untuk membayar pengeluaran tertentu. Misalnya, anak usia 8 tahun akan membelanjakan uangnya untuk mencuci foto, membeli makanan kecil, atau hiasan rambut. Di usia 12 tahun, mereka bisa membayar sewa atau membeli DVD. Di usia 16 tahun, mereka harus mempunyai dana khusus untuk membeli pakaiannya. Dengan begitu, mereka akan melihat, satu-satunya cara untuk membeli jeans yang mahal adalah dengan memotong keperluan yang lain.Dengan bertambahnya usia anak, Anda mulai bisa memintanya mencoba bekerja paruh waktu agar hasilnya bisa digunakan untuk membayar tagihan ponsel atau bensin untuk kendaraan bermotor yang mereka gunakan. Dengan memberikan batasan-batasan kepada anak, Anda akan bisa mengurangi stres Anda.Lalu, berapa besar uang saku sebaiknya diberikan kepada anak? Tergantung. Jika Anda memilih anak mengelola anggaran belanja bagi semua keperluannya, anak memerlukan uang saku lebih besar daripada jika Anda yang membelikannya. Tapi, poin ini tentu sangat kritis. Jadi, jangan ambil resiko jika uang Anda pas-pasan. Jika aturan rumah tangga Anda jelas dan Anda konsisten dengan aturan itu, anak-anak akan belajar membuat pilihan yang mereka perlukan, demi keamanan keuangan masa depan mereka sendiri.BAGAIMANA CARA MEMOTONGNYA?1. Jangan terlalu boros membeli perlengkapan bayi dan anak balita. Belilah sesedikit mungkin dan seperlunya saja, apalagi anak-anak di usia ini tumbuh sangat pesat. Belilah perlengkapan bayi dan balita yang harganya tak terlalu mahal.2. Rayakan pesta ulang tahun anak sewajarnya. Lupakan apa yang dilakukan tetangga. Anda sendirilah yang tahu kemampuan keluarga Anda. Adakan pesta sederhana, tapi tetap meriah. Meriah tak selalu berarti mahal, bukan?3. Kurangi pengeluaran untuk hiburan. Apakah Anda berlangganan TV kabel? Atau, Anda memadati jadwal anak dengan kegiatan yang memerlukan perlengkapan khusus? Atau, Anda mendaftarkan anak remaja Anda pada program liburan dan tidak mendorongnya bekerja paruh waktu? Memang betul keputusan bagi semua kegiatan itu sangat individual dan masuk akal. Tapi ingat, secara kolektif bisa membuat anggaran Anda jadi tak terkontrol!4. Kontrol biaya ponsel. Anak-anak masa kini tergantung sekali dengan ponsel, baik untuk ngobrol, download musik, atau saling berkirim sms dengan temannya. Jika ini merupakan cara anak berhubungan, mungkin tagihannya harus Anda terima. Tapi, biaya ini bisa melonjak dengan mudah. Jadi, pilihlah layanan pra bayar dengan biaya tertentu. Atau, katakan pada anak, Anda hanya akan membayar jumlah tertentu untuk periode tertentu. Selebihnya, anak harus membayar sendiri dengan uang sakunya.5. Jangan lemah terhadap rengekan anak. Memang tak mudah mengatakan 'tidak' di hadapan anak-anak, tapi Anda harus bisa melakukannya. Jangan perdulikan bila mereka mulai merengek. Tentukan sikap dan tetap konsisten. Mereka mungkin merengek sebentar, tapi mereka akan berhenti sendiri bila tak mendapat tanggapan dari Anda. Untuk jangka panjangnya, anak-anak akan mendapat pelajaran berharga mengenai pengelolaan uang. Anda pun akan merasa aman dan tabungan keuangan pensiun Anda terselamatkan.
ALINE