TabloidNova.com - Seharusnya, ketika Indonesia menjadi sorotan media massa internasional sekelas majalah TIME, prestasi dan hal positif menjadi ulasan yang diharapkan. Tapi apa daya, justru potret kehidupan anak-anak Indonesia yang sejak dini sudah bersahabat dengan rokok dijadikan sebuah photo essay di website TIME. Tepatnya Senin (18/8) lalu, website resmi TIME merilis serangkaian foto-foto yang menggambarkan beberapa anak laki-laki yang jelas-jelas di bawah umur tengah asyik menghisap rokok.
Ada beberapa anak yang bermukim di Garut, Sukabumi, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur yang menjadi obyek foto sang fotografer asal Kanada bernama Michelle Siu. Sungguh menyayat hati, karena faktanya, jika di banyak negara lainnya angka perokok semakin lama semakin menurun, di Indonesia, keyataannya berbeda jauh.
Mencermati hasil data statistik yang menyebutkan bahwa sebanyak 60 persen pria di Indonesia merokok, Michelle tergerak untuk melakukan project fotonya.
Dengan mengusung tajuk Marlboro Boys, Michelle mengabadikan sosok anak-anak lelaki yang masih bocah terlihat menikmati hisapan demi hisapan rokok di tangannya. Ada yang masih mengenakan seragam SD, ada pula yang merokok bebas di dalam angkutan umum dalam balutan seragam SMP. Bahkan ada yang terlihat merokok santai di ruang keluarga ditemani ibu yang tengah menyusui adiknya. Sementara di foto lain tampak sekelompok anak sekolah berseragam SMP yang dengan bebas bisa membeli rokok di warung-warung pinggir jalan.
Bagaimanapun, yang dilakukan Michelle hanyalah mencoba memotret fakta saat kepolosan anak-anak ini sudah digantikan oleh rokok sejak usia mereka masih sangat dini. "Mereka terlihat sangat lihai menghisap rokok itu, seperti mereka sudah melakukannya bertahun-tahun. Bahkan ada beberapa dari mereka yang mengaku merokok minimal dua bungkus per hari sejak masih kecil," ungkap Michelle pada TIME.
Pahit memang, tapi foto-foto tersebut adalah potret nyata keadaan Indonesia. Semoga foto-foto ini bisa menjadi pengingat bagi banyak orangtua di seluruh Tanah Air untuk menyadari bahaya dari rokok.
Yetta Angelina / Sumber: TIME